Amrozi Cs Beraksi di Hypermarket Royal Plaza

19 06 2008

Surabaya – Amrozi Cs kembali beraksi. Namun Amrozi ini bukanlah pelaku pengeboman yang kini ditahan di Nusakambangan. Amrozi ini adalah pelaku pencurian barang di Hypermarket Royal Plaza.

Untuk memuluskan aksi pencuriannya, Amrozi (23) warga Bangkalan-Madura ini bekerjasama dengan Angga (19) warga Kalibutuh Surabaya yang tidak lain adalah kasir Hypermarket dan Fajar (24) warga Sidosermo Surabaya.

“Modus yang dipakai trio pemuda ini merupakan modus lama yakni, tersangka Amrozi dan Fajar belanja layaknya pembeli lainnya. Tapi setelah di depan kasir yang dijaga oleh Angga, keduanya langsung lewat tanpa harus membayar,” jelas Kanit Reskrim Polsek Wonokromo Iptu Nur Suhud kepada wartawan di Mapolsek Wonokromo, Jalan Joyoboyo Surabaya, Kamis (19/6/2008).

Sedangkan barang-barang yang diambil ketiga tersangka yakni 2 potong kaos, 2 botol krim cukur, 4 buah coklat, makanan kecil dan 2 botol minuman bersoda seharga Rp 200 ribu.

Trio pemuda ini tertangkap setelah pembeli yang berada di belakang kedua tersangka curiga saat melihat keduanya disuruh langsung terus oleh kasir yang dijaga oleh Angga. Karena curiga pembelipun kemudian melaporkannya ke satpam.

Dari pengakuan salah satu tersangka Angga, dia diajak bekerjasama oleh kedua teman nongkrongnya tersebut untuk melakukan aksi dan dijanjikan akan mendapat bagian.

“Selain diajak keduanya, saya juga butuh uang agar bisa mendaftar di perguruan tinggi,” katanya kepada wartawan sambil terus menutupi wajahnya. (fat/fat)





KPPU: Kartel SMS Rugikan Konsumen Rp 2,8 Triliun

19 06 2008

Arin Widiyanti, Achmad Rouzni Noor II – detikinet


ilustrasi (ist.)

Jakarta – Enam operator terbukti melakukan kartel SMS. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai konsumen dirugikan hingga Rp 2,827 triliun akibat kartel SMS tersebut.

Demikian Ketua Majelis Komisi Dedie S Martadisastra saat membacakan keputusan di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (18/6/2008). Dedie didampingi anggota komisi Erwin Syahril dan Nawir Mesi.

“Majelis Komisi melihat terdapat kerugian konsumen yang dihitung berdasarkan selisih penerimaan harga kartel dengan penerimaan harga kompetitif SMS off-net sebesar Rp 2.827.700.000.000,” jelasnya.

Rincian kerugian itu adalah dari Telkomsel Rp 2,123 triliun, XL Rp 346 miliar, Mobile-8 Rp 52,3 miliar, Telkom Rp 173,3 miliar, Bakrie Telecom Rp 62,9 miliar, Smart Telecom Rp 0,1 miliar. Angka itu didasarkan pada proporsi pangsa pasar operator.

“Namun demikian Majelis Komisi tidak pada posisi berwenang untuk menjatuhkan sanksi ganti rugi terhadap konsumen,” jelas Dedie.

Selain denda, KPPU melihat sampai sekarang tidak ada peraturan pemerintah yang mengatur pola apapun formulasi tarif SMS dan pola interkoneksi SMS guna mencegah beban trafik yang tidak seimbang diantara para operator. Karenanya, KPPU menilai perlu adanya peraturan tersebut.

XL dan Telkomsel Didenda Rp 25 Miliar
Arin Widiyanti, Achmad Rouzni Noor II – detikinet


ilustrasi (ist.)

Jakarta – Sebanyak 6 operator dinyatakan bersalah melakukan kartel SMS oleh KPPU. Masing-masing operator tersebut dikenai denda, dan yang paling tinggi adalah untuk XL dan Telkomsel yang masing-masing harus membayar denda Rp 25 miliar.

Demikian Ketua Majelis Komisi Dedie S Martadisastra saat membacakan keputusan di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (18/6/2008). Dedie didampingi anggota komisi Erwin Syahril dan Nawir Mesi.

Enam operator yang dinyatakan bersalah adalah terlapor I PT Excelcomindo Pratama Tbk, terlapor II PT Telkomsel, terlapor IV PT Telkom Tbk, Terlapor VI PT Bakrie Telecom, Terlapor VII PT Mobile-8, terlapor VIII PT Smart Telecom. Mereka dinyatakan bersalah melanggar pasal 5 UU No 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Sementara Terlapor III, PT Indosat Tbk, terlapor V PT Hutchinson dan terlapor IX PT Natrindo Telepon Seluler tidak terbukti melanggar pasal 5 UU no 5 tahun 1999.

Dalam keputusannya, KPPU mengenakan denda XL dan Telkomsel masing-masing Rp 25 miliar, PT Telkom diwajibkan membayar denda Rp 18 miliar, Bakrie Telecom membayar denda Rp 4 miliar, PT Mobile-8 membayar denda Rp 5 miliar.

“Sementara Smart Telecom tidak dikenakan denda karena merupakan pendatang baru yang terakhir masuk ke pasar sehingga memiliki posisi tawar yang paling lemah,” jelas Dedie,

Denda tersebut harus disetorkan ke kas negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Departemen Perdagangan Sekjen Satuan Kerja KPPU. Para terlapor diberi waktu menyampaikan keberatan atas putusan sampai 14 hari dari keputusan.

KPPU memeriksa kartel SMS sejak 2 November 2007 hingga 13 Desember 2007 dan dilanjutkan pemeriksaan lanjutan sampai 26 Maret 2008. Diperoleh fakta pada periode 1994 sampai 2004, hanya terdapat 3 operator telepon seluler di Indonesia, dan berlaku 1 tarif SMS sebesar Rp 350. Namun tidak ditemukan adanya kartel pada saat itu karena tarif terbentuk karena struktur pasar yang oligopoli.

Selanjutnya pada tahun 2004-2007 industri telekomunikasi seluler dimasuki beberapa operator baru dan mewarnai situasi persaingan harga. Meski demikian, harga SMS untuk layanan SMS off-net hanya berkisar Rp 250-350. Tim pemeriksa pun menemukan klausul penetapan harga SMS yang tidak boleh lebih rendah dari Rp 250, yang dimasukkan dalam perjanjian kerjasama interkoneksi antar operator.

Pada Juli 2007, berdasarkan pertemuan BRTI dengan asosiasi telepon seluler Indonesia (ATSI), selanjutnya dikeluarkan surat yang meminta seluruh anggotanya untuk membatalkan kesepakatan harga SMS yang kemudian ditindaklanjuti oleh para operator. Namun hingga kini tim pemeriksa melihat tidak terdapat perubahan harga SMS off-net yang signifikan di pasar.

Pada Juni 2007 hingga sekarang, dengan harga yang tidak berubah, tim pemeriksa menilai kartel harga SMS masih efektif terjadi sampai April 2008 ketika terjadi penurunan tarif dasar SMS off-net dipasar.

Operator Tidak Terima Dituding Kartel SMS
Achmad Rouzni Noor II – detikinet


ilustrasi (inet)

Jakarta – Operator telekomunikasi yang terbukti melanggar UU No 5/1999 soal penetapan harga SMS mengaku kecewa dan berencana mengajukan banding.

Penyesalan terberat atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu datang dari operator Bakrie Telecom (Btel) dan Mobile-8 Telecom. Btel didenda Rp 4 miliar, sedangkan Mobile-8 kena Rp 5 miliar.

“Btel akan lakukan proses banding atas putusan tersebut,” ketus Direktur Corporate Affair Bakrie Telecom, Rakhmat Junaidi ketika dihubungi detikINET, Rabu (18/6/2008).

Rakhmat menegaskan, pihaknya tidak dapat menerima putusan tersebut karena menurutnya materi pembelaan yang diajukan Btel tidak dipertimbangkan dengan tepat oleh majelis KPPU.

Sementara Direktur Corporate Affair Mobile-8 Merza Fachys juga tak kalah sengit berkomentar. “Mobile-8 didenda Rp 5 miliar, ya nggak fair lah. Akumulasi laba perusahaannya saja masih negatif, kok dibilang merugikan konsumen. Capek deh,” begitu katanya.

Di sisi lain, baik Telkomsel maupun Excelcomindo Pratama (XL) yang terkena sanksi denda terbesar dengan nilai masing-masing Rp 25 miliar, mengaku akan mempelajari putusan ini terlebih dahulu.

“Akan kami pelajari dulu,” singkat Presdir XL, Hasnul Suhaimi kepada detikINET. Sementara Dirut Telkomsel Kiskenda Suriahardja belum mau menjawab ketika dihubungi.

Namun kuasa hukum kedua operator itu menyatakan akan mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada untuk menyanggah putusan KPPU, termasuk kemungkinan untuk mengajukan banding.

“Kami tidak melakukan kartel. Bahkan pelanggan Telkomsel justru lebih diuntungkan karena harga yang ditetapkan masih tergolong wajar. Jadi, tidak menutup kemungkinan kami akan naik banding, tapi bisa juga kami menerima putusan tersebut. Itu hak klien kami, lihat saja nanti,” urai Ignatius Andy selaku kuasa hukum Telkomsel.

Jawaban serupa dilontarkan kuasa hukum XL Stefanus Heriyanto. “Saya harus melaporkan dulu ke klien kami. Untuk banding bukan saya yang menentukan. Tapi yang jelas, keputusan ini sangat memberatkan kami,” tandasnya.

Sementara Telkom yang didenda Rp 18 miliar oleh KPPU juga menyatakan akan mempelajari dulu keputusan tersebut.

“Kami akan mempelajari dulu salinan keputusannya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Tentu kami menghormati keputusan itu, tetapi Telkom selaku operator juga mempunyai hak untuk menempuh proses lembaga peradilan yang ada. Terpenting, salinan keputusannya harus diterima dulu,” pungkas Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia.





Yahoo! Go 3.0 Sudah Berbahasa Indonesia

19 06 2008

Ilustrasi (Ist.)

Jakarta – Yahoo! mengumumkan tersedianya Yahoo! Go 3.0, produk mobile all-in-one dari Yahoo!, di tanah air. Pengguna pun kini dapat menikmati Yahoo! Go 3.0 dalam bahasa Indonesia.

David Ko, Managing Director and Vice President Yahoo! Connected Life Asia Pacific mengatakan, peluncuran resmi Yahoo! Go 3.0 di Indonesia merupakan perkembangan yang membawa perubahan pada layanan mobile dari Yahoo!.

“Kami memberikan kontrol yang lebih baik kepada pengguna akan pengalaman berinternet dan juga pilihan dalam mendapatkan konten yang relevan secara lokal dan pelayanan yang mereka inginkan di saat mereka sedang bepergian.� Dengan pelayanan mobile yang inovatif seperti Yahoo! Go 3.0 dan eratnya kemitraan dengan semua industri, kami terfokus untuk merealisasikan janji kami akan internet mobile untuk konsumen di Indonesia dan seluruh dunia.”

Yahoo! Go 3.0 diumbar dapat membawa pelayanan mobile ke tingkatan terbaru dengan user interface yang lebih baik dan kaya fitur, sebuah halaman muka yang benar-benar bernilai pribadi dan dapat diubah sesuai selera untuk mengakses brand dan layanan internet favorit konsumen melalui third-party widget yang mudah digunakan.

Pelanggan di Indonesia dapat mendownload Yahoo! Go 3.0 di http://id.mobile.yahoo.com/go melalui ratusan perangkat mobile dari pabrikan utama di seluruh dunia dan menggunakannya di banyak jaringan nirkabel yang tersedia.

Beberapa perbaikan lain yang dijanjikan telah dilakukan Yahoo! pada aplikasi ini terletak pada desain, konten yang terbuka dan relevan secara lokal, homepage yang hyper-personalized serta mobile widget terbaru





Suami Diduga Bunuh Anak Istri ‘Pakai’ Google

19 06 2008

Keluarga Entwistle (bbc)

Massachusetts – Mesin cari Google diduga kuat dimanfaatkan dalam aksi pembunuhan. Aksi berdarah ini menyeret pria Inggris bernama Neil Entwistle sebagai tersangka. Ia disinyalir mencari metode pembunuhan yang paling tepat lewat Google.

Entwistle dituding menghabisi anaknya Lillian Rose yang baru berusia 9 bulan dan istrinya Rachel di Massachusetts, Amerika Serikat. Motif pembunuhan itu sampai saat ini masih diinvestigasi.

Pemanfaatan Google ini terkuak setelah seorang detektif kepolisian setempat bersaksi bahwa dari laptop Entwistle, terdapat data pencarian online via Google. Kata kuncinya adalah ‘bagaimana cara membunuh dengan pisau’.

Menurut kesaksian ini, Neil Entwistle melakukan pencarian di Google empat hari sebelum anak dan istrinya ditemukan telah terbunuh.

Sang detektif bernama Lawrence James itu menambahkan bahwa dokumen pencarian ditemukan di sebuah file pada harddisk laptop tersangka. Seperti dikutip detikINET dari Boston Herald, Rabu (18/6/2008), file tersebut dilindungi dengan password sehingga cukup sulit dibuka.

Dokumen pengadilan sendiri sudah menduga keras Entwistle memang memanfaatkan internet untuk mencari cara yang jitu dalam membunuh. Namun meski bukti-bukti itu kian menyudutkan dirinya, Entwistle membantah telah membunuh keluarganya.





Nokia 5800: Ponsel Layar Sentuh Pertama Nokia

19 06 2008

Nokia 5800 (Mobime)

Jakarta – Nokia akan segera menggeber ponsel layar sentuh pertamanya, 5800. Ponsel ini akan segera dirilis di pasar Eropa dengan mengusung nama Nokia XpressMusic 5800.

Ponsel ini telah terpampang di sebuah toko retail online Jerman, dan dimasukkan dalam kategori “coming soon” bersama dengan produk Nokia lainnya yang telah diperkenalkan sebelumnya, seperti E71, 6210 Navigator, 5220 XpressMusic, dan 6600 Slide.

Sebelumnya, ponsel ini akan diusung dengan nama XpressMedia, tapi ternyata urung, dan diganti dengan nama XpressMusic. Sehingga bisa diasumsikan bahwa ponsel tersebut bukanlah ‘piranti multimedia komplet’, tapi ponsel dengan fitur musik yang lebih maju.

Dikutip detikINET dari Softpedia, Rabu (18/6/2008), spesifikasi ponsel layar sentuh ponsel tersebut terdiri dari tampilan layar sentuh 3,2 inchi dengan 16 juta warna dan high resolution, konektivitas global quad-band GSM dan 3G/HSDPA, Wi-Fi, GPS, kamera 3,2 megapixel dengan auto focus, Bluetooth 2.0, dan 3.5 mm audio jack. Semuanya ini akan terbungkus di dalam casing berukuran 111 x 52 x 14.5 millimeter dan berat 104 gram. Penasaran seperti apa? Kita tunggu saja!





Tak Akan Ada Monopoli iPhone di Asia

19 06 2008

iPhone (Ist.)

Singapura – Di Singapura iPhone dikabarkan akan masuk melalui operator SingTel. Namun StarHub yakin, pada akhir 2008 semua operator akan menawarkan perangkat itu. Tak ada monopoli.

Jeannie Ong, Corporate Communications & Investor Relations, StarHub, mengungkapkan hal itu dalam kunjungan media ke Control Center StarHub di Ayer Rajah, Singapura.

“Kami yakin ketiga operator (di Singapura) akan memasarkan iPhone sebelum 2008 berakhir,” tutur Jeannie.

Perjanjian Apple Inc. dengan SingTel dan Bridge Alliance, lanjutnya, bukan sebuah perjanjian ekslusif. Hal ini juga dialami Apple di Jepang, berbeda dengan yang dilakukan di Amerika Serikat atau Eropa.

Meski demikian, Jeannie belum bisa memastikan kapan iPhone 3G akan diedarkan secara resmi di Singapura. Namun dipastikan iPhone akan beredar di tahun 2008 ini.

Menurut pengamatan detikINET, berbagai toko di pusat-pusat perbelanjaan sudah mulai menjual iPhone. Namun kebanyakan masih berupa iPhone versi lama dan belum ada yang dipasarkan secara resmi.





Ketika Raja Baja Laksmi Mittal Mengelola “Budaya” Jaringan di Lebih dari 60 Negara

19 06 2008

Lakshmi Mittal

Bikin Universitas, Mayoritas Karyawan Berbahasa Rusia

Menyelaraskan budaya perusahaan yang punya jaringan di lebih dari 60 negara sangat rumit. Itulah yang dialami ArcelorMittal, produsen baja yang berambisi membeli PT Krakatau Steel. Berikut laporan wartawan Jawa Pos Mukas Kuluki yang baru pulang dari markasnya di Eropa.

ArcelorMittal adalah perusahaan baja terbesar di dunia. Saat ini perusahaan hasil merger Arcelor dan Mittal Steel itu menguasai 10 persen pangsa pasar baja global. Total produksi pada 2007 tercatat 120 juta ton dengan pendapatan di atas USD 105 miliar (sekitar Rp 966 triliun). Sebelum resmi merger pada Juni 2006, kedua perusahaan tersebut adalah seteru. Setelah melalui negosiasi yang panjang dan berliku, dua perusahaan baja kelas dunia itu memutuskan bersatu.

Salah satu direktur Arcelor, Joseph Kinsch, kini duduk sebagai chairman, sedangkan bos Mittal Steel Lakhsmi N. Mittal menjadi president & CEO. Hasil merger melahirkan entitas bisnis raksasa dengan 320 ribu karyawan dari puluhan perusahaan yang tersebar di lebih dari 60 negara di empat benua. Mulai Kanada, Rumania, Kazakhstan, hingga Liberia.

Padahal, pada 2002 Arcelor baru merampungkan merger dengan tiga perusahaan baja papan atas di Eropa. Yakni, Arbed yang bermarkas di Luksemburg, Aceralia (Spanyol), dan Usinor (Prancis). Langkah ekspansi itu tak berhenti. Pada 2007 saja, ArcelorMittal melakukan 35 transaksi akuisisi dan divestasi perusahaan senilai USD 12,3 miliar.

Nah, di sinilah problem mulai dirasakan. Beragamnya latar belakang perusahaan yang bergabung membuat pengelolaan menjadi rumit. Budaya dan bahasa yang berbeda di tiap negara dan benua memaksa manajemen mencari skema pengelolaan terbaik.

”Tiap Senin seluruh anggota manajemen puncak ArcelorMittal bertemu di kantor pusat di Luksemburg untuk membicarakan segara hal,” tutur Board of Director ArcelorMittal Gonzalo Urquijo. Mantan CEO Aceralia itu menceritakan, setiap awal pekan anggota board of director berkumpul selama tujuh jam untuk membahas isu-isu terkini dan strategi perusahaan di masa mendatang.

Meski anggota direksi berasal dari berbagai negara, suasana pertemuan selalu berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan. ”Itu tidak menjadi masalah. Saya sendiri warga negara Spanyol,” tuturnya. Lakshmi Mittal sendiri mengontrol kerajaan bisnisnya dari London, Inggris.

Selain dengan direksi, manajemen ArcelorMittal secara rutin menggelar pertemuan dengan wakil perusahaan di beberapa negara, di antaranya serikat pekerja. Terakhir, Lakshmi Mittal mengadakan pertemuan dengan serikat pekerja di Kanada. ”Belum lama ini Mr Mittal bertemu perwakilan serikat pekerja dari beberapa perusahaan. Acaranya berlangsung di Kanada,” terang Haroon Hasan, corporate communication manager ArcelorMittal.

Sebagai perusahaan multinasional, lanjut dia, karyawan ArcelorMittal memang harus siap bepergian dan berpindah domisili setiap saat. Dia mencontohkan dirinya sendiri yang bertugas sebagai corporate communication. Hampir tiap hari dia selalu pergi ke negara berbeda untuk menjalin relasi dengan media dan masyarakat setempat, serta demi mengenal perusahaan yang baru diakuisisi. Dalam sebulan terakhir, dia mengaku telah bepergian ke hampir 15 negara mulai Amerika sampai Asia.

”Memang melelahkan seperti yang Anda rasakan saat ini,” ujar Haroon kepada rombongan media asal Indonesia yang diundang mengunjungi pabrik ArcelorMittal di Eropa. Ya, perjalanan rombongan media asal Indonesia ke Eropa seakan tak mengenal kata rehat.

Berangkat dari Jakarta, penerbangan ke Paris yang transit di Singapura dan London membutuhkan waktu 24 jam. Sampai di Paris, perjalanan masih dilanjutkan dengan kereta api cepat selama 2 jam ke Brussel, Belgia.

Di Brussel, perjalanan berlanjut menggunakan bus ke Gent selama satu jam. Setelah seharian melihat salah satu pabrik baja terbesar ArcelorMittal di Gent, Belgia, sorenya rombongan terbang ke Hamburg, Jerman. Di sini pun tidak lama. Setelah esoknya melihat fasilitas pabrik yang sebelumnya di bawah payung Mittal Steel, sore rombongan sudah angkat koper ke Luksemburg. Dari negara yang disebut Heart of Europe itu, rombongan mengakhiri perjalanan dengan kereta api selama dua jam ke Paris.

”Seperti inilah pekerjaan saya. Berkeliling ke perusahaan-perusahaan ArcelorMittal di beberapa negara,” terang Haroon yang mengaku baru tiga bulan bergabung dengan ArcelorMittal. Profesional seperti Haroon banyak tersebar di ArcelorMittal. Mulai teknisi, tenaga riset dan pengembangan (R&D), hingga tenaga penjualan. Hanya, semua berbeda latar belakang.

Contoh multikultural paling konkret adalah pusat R&D yang terletak di Gent. Semua awaknya adalah yang terbaik dari staf R&D yang tersebar di beberapa benua. Ada yang dari Brasil, Kanada, hingga Spanyol.

Hal itulah membuat ArcelorMittal merasa perlu membuatnya jadi seragam. Seperti persepsi, visi, hingga teknologi perbajaan. Untuk itu, perseroan mengembangkan ArcelorMittal University yang berpusat di Luksemburg. Di situ semua karyawan ArcelorMittal diberi kesempatan belajar secara langsung dan meng-up date pengetahuannya.

Bagi yang tidak punya kesempatan secara langsung, ArcelorMittal University masih menyediakan pelajaran melalui e-learning atau belajar secara online. Dengan fasilitas itu, karyawan yang tersebar seantero dunia masih bisa menimba ilmu.

Saat ini hanya tersisa satu masalah lagi, yakni bahasa. Sebab, sedikit karyawan ArcelorMittal yang mahir berbahasa Inggris. Sementara sepertiga dari 320 ribu karyawan justru berbahasa Rusia. ”Mayoritas karyawan kami memang menggunakan bahasa Rusia,” katanya. (el)





Hermawan Kertajaya :Building Strong Brand ( 4 )

19 06 2008

My Photo
TULAH sesi paralel yang menarik pada The MarkPlus Festival nanti. Sesi tersebut dipandu oleh Alex Mulya, chief branding consultant Brad Credence, anak perusahaan MarkPlus. Panelisnya adalah Agung Mundi Pranoto.

Agung merupakan marketing manager PT Surya Sakti Timur, distributor utama sepeda motor Yamaha di Jatim. Lalu, kenapa Yamaha ditampilkan sebagai kasus pada sesi itu? Sebab, sejak tiga tahun terakhir, Yamaha berhasil mengejar Honda, baik dalam market share di skala nasional maupun Jatim.

Dari pemain nomor tiga di belakang Suzuki lima tahun lalu, kini Yamaha sudah menjadi strong runner-up. Bahkan, dalam brand share di customer’s mind, Yamaha sudah bisa dikatakan sebagai pesaing ketat Honda yang biasa dianggap sebagai brand generik.

Dulu, orang malah bilang, “Motor bebek ya Honda, apa pun mereknya.” Ada Honda merek Suzuki, ada juga Honda merek Yamaha. Persis kayak Kodak merek Canon, Kodak merek Polaroid, dan sebagainya. Terus, masih ada lagi Gillette yang sudah sama dengan silet merek apa pun dan sebagainya.

Yamaha di bawah Dyonisius Betty sebagai chief marketing (bahkan sekarang sudah jadi Presdir) di Jakarta memang working very hard and smart untuk mengejar Honda yang waktu itu sedang terlalu “tenang” sebagai market leader yang sangat dominan. Mio yang dulu di-launch sebagai bebek wanita masuk dalam kategori baru, melakukan flanking strategy dengan creating ceruk baru. Padahal, saat itu bebek kategori automatic yang diawali oleh Nouvo untuk pria kurang berhasil.

Waktu itu, Dyon (Dyonisius Betty) juga smart dengan meluncurkan iklan yang agak nakal. Iklan tersebut mengatakan bahwa perbedaan keiritan bahan bakar antara Yamaha dengan Honda hanya dua sendok teh. Tentunya bukan cuma itu. Banyak lagi event above the line yang cukup kreatif dilakukan lewat kegiatan-kegiatan menarik.

Hebatnya, pada 2006 terjadi anomali pasar. Saat penjualan sepeda motor turun karena ada kenaikan harga bensin pada Oktober 2005 dan kenaikan bunga bank, Yamaha malah naik secara absolut. Bukan cuma market share-nya. Hebatnya lagi, hal tersebut tidak dilakukan dengan banting harga atau bigger discount yang akan merusak brand equity.

Tapi, penguatan brand dilakukan terus-menerus dengan me-launch produk-produk inovatif seperti MX 135 yang punya teknologi super dan cc besar dengan gaya sporty. Selain itu, kerja sama dengan leasing company yang sangat krusial terus dipererat tanpa mengharuskan diler menjual secara kredit lewat BAF yang milik grup Yamaha sendiri.

Karena itulah, pada akhir 2006 MarkPlus Inc. memberikan gelar Marketer of the Year untuk Dyon di acara MarkPlus Conference yang dihadiri oleh 2 ribu orang di Hotel Mulia Jakarta.

Di situ, Anda melihat bahwa membangun brand yang kuat memang tidak hanya harus dilakukan lewat iklan semata-mata. Tapi, banyak hal yang harus dilakukan dan dihindari supaya terjadi coherent action yang sangat mendukung. Kalau tidak? Akan terjadi pembuangan uang, tapi hasilnya tak terlihat. Persis seperti perahu yang didayung oleh empat orang tanpa komando sehingga cuma berputar-putar di tempat.

Yang seru, Honda tentu tidak tinggal diam terus. Top manajemen baru bangun dan kembali menyerang melalui peluncuran Vario dengan image yang ditaruh di atas Mio. Agnes Monica dipakai sebagai ikon. Hubungan dengan leasing company diperbaiki, walaupun Honda punya FIF. Pertempuran dua brand kuat itu berlangsung terus. Yamaha mengeluarkan Mio Sporty dan lain-lain. Honda pun keluar dengan macam-macam…

Supaya seru, Anda mesti datang untuk mendengar sendiri cerita Agung secara live. Banyak pelajaran yang bisa ditarik di situ. Satu, kalau Anda sudah jadi market leader dan punya strong brand, jangan pernah tidur. Dua, kalau Anda bukan nomor satu, jangan pernah putus asa membangun brand Anda. Tiga, membangun brand bukan hanya dengan cara membuang uang secara ngawur.

Kemenangan Anda bukan ditentukan oleh banyaknya uang yang Anda belanjakan (spend), tapi lebih on how smart you are and how consistent and coherent you are?

Balik ke situasi brand-brand Surabaya sendiri, memang masih sangat menyedihkan. Kebanyakan brand asal Surabaya, walaupun akhirnya dikenal, terjadi dengan sendirinya. Tidak ada upaya dan strategi sistematis untuk itu.

Pengusaha Surabaya umumnya tidak percaya pada brand. Mereka lebih suka terhadap diskon yang bisa menghasilkan volume jangka pendek. Mereka juga mengira, building strong brand sama dengan sangat mahal. Karena itu, hal tersebut tak perlu dilakukan.

Dalam MarkPlus Festival pada 10 Juli nanti, memang akan diumumkan beberapa brand Surabaya yang kuat, sengaja atau tidak, untuk tingkat daerah, nasional, dan internasional. Perlunya adalah merangsang yang lain. Sedih rasanya, sebagai arek Suroboyo yang sudah melanglang ke mana-mana ngajarin branding, tapi sampai sekarang saya masih belum berhasil meyakinkan pengusaha Surabaya sendiri.

Untung aja, ada Pak Teguh Kinarto, eks ketua REI Jatim dan sekarang juga salah seorang ketua REI Pusat yang sudah berminat serius membangun strong brand pada bisnis propertinya. Saya akan bangga kalau makin banyak brand kuat dari Surabaya. Tujuannya, kita jangan cuma mengatakan bahwa Surabaya adalah the trading hub of East Indonesia, tapi jadi the branding hub of Indonesia, kalau bisa. Bagaimana pendapat Anda?