Galeri

3 responses

9 03 2010
dya

saya benar2 penasaran dengan anda, kawan…
inspiring me so much…. saya menemukan sisi lain dalam melihat sesuatu hal….

4 09 2010
Wijhatul Haq

Kami menginginkan seakli terhadap teman2 yang bisa memberikan sumbangsih pemikiran terhadap permasalahan umat ini .khususnya, umat islam dan umat manusia pada umumnya.

Prisip dasar (ushul) yang saya yakini sebagai harga mati adalah bahwa “LAA ILAA NHA ILLAH” mengandung konsekuwensi yang sangat fondamental esensial yang bisa melepaskan kita (umat) manusia dari belenggu semua yang ada Ilah2 selainnya. maka kita barulah menemukan kemerdekaan yang sesungguhnya dalam arti kebebasan untuk mentauhidkan Allah dan terlepas serta tidak ada tekanan2 pihakl selainNya. degan catatan mengetahi batasan2 Ilmu dan bukan kebebasan yang tidak didasari ilmu seperti kebebasan JIL sebagaimana pernah saya alami ketika masih aktif di HMI, sungguh memprihatikan,,,,!!!!
Dasar kemerdekaan yang sesungguhnya adalah tahu akan hakikat kalimat Tauhid….!
Bukanlah sebaliknya , Dasar kemerdekan atas dasar Filsafat ini adalah kebebasan yang tidak yang melampaui batas, tidak akan tau batasan ilmu sehingga pelakunya sering kelhilangan arah yang tidak jelas maka terjadilah keragu-raguan yang menyelimuti…..,…!
kembali kepada permasalahan awal bahwa, kemerdekaan yang sesungguhnya akan memberikan infomasi secara aktif positif, kepada pelakunya dengan ke aslian tanpa reka yasa/dibuat/jiplakan. hanya menggunakan apa yang ada dalam inspirasi/imajinasi pada saat ia komen/menulis, aliyas polos apaada, dan ini lebih mengena sebeb melalui jiwa bukan melalui akal… …

9 04 2011
Wj Haq

Org yg paling bahagia di dunia ini adalah org yang paling tahu hakikat tujuan hidup, dan tingkat kemantapannya tentang masalah rukun Iman dan Ihsan.
Yaitu diantara Rukun Iman yang enam itu salah satu yang terakhir mengandung hikmah yang luar biasa apabila telah terpatri di dalam jiwa sungguh dyahsat yaitu Qodo’ dan Kodar yang telah Allah SWT tentukan dalam jangka 50.000 tahun sebelum Dia menciptakannya. dengan penjelasan yg singkat tentang keberadaan kita (manusia) ini terus apa yang permasalahkan bahwa semuanya itu sudah jelas menurut-Nya. Dan menurut Allah pastilah kebaikan dan keadilan, dan apapun yang terjadi kepada diri2 anda meskipun menyedihkan, menyenangkan, memalukan, mengecewakan, membingungkan dsb. dan semua ini baik sesuai dengan keadialan-Nya maka atas dasar semua di atas pastilah mengandung hikmah yang tiada tara, amaka cukuplah abgi kita (amanusia) selalu dan istiqomah berkhusnuzhon kepada-Nya. Dan percayalah-percayalah-percayalah,,,, Allah tidak menghendaki kecuali kabiakan dan Allah tidak menghendaki bkeburukan kecuali atas org yang berhak menerimanya keburukan atas kebijakan serta keadialan-Nya maka dengan dua hal yang kebalikan itu termasuk kebaikan juga yang penting apapun yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi itu sedah ada dalam gemgaman-Nya maka cukuplah bagi manusia hanya berusaha untuk beribadah hanya kepada-Nya saja. sungguh bahagialah org yang paham tentang hikmah di atas, dan tidak jarang org dapat mencernanya sehingga Allah SWT. menekankan dalam firman-Nya yaitu “watuk minuuna bilqodari qodari wasyarrihi” di sini ada kata atau kalimat watuk munuuna.. ini bentuk2 penekanan.. lain halnya dengan selainnya.

Ihsan: adalah bentuk tingkatan beribadah yang sangat tinggi yang mempu memberi informasi roh dan jasad kepada pelakunya dan mampu meneranng keberadaan hikmah yang terkandung dalam hal2 yang tidak nyata menjadi sebuah kenyataan, sulit dibuktikan tetapi dapat dirasakan semua org akan yang mendapatkannya akan mendapat dan meresakan hal yang sama. sebagaimana sabdanya “Anvtakbudallaha ka’annaka taroohu fa’illam takun taroohu fainnahu yarooka” betapa nikmatnya hidaup ini kalau kita bergantung, bergandrung, berambisi atau berkepentingan hanya mencari perhatian-Nya (ridho-Nya) dan Dialah yang berhak menerima semua ini dan selain-Nya sama sekali tidaklah berhak seandainya kita berikan bentuk2 peribadatan ini kepaqda selain-Nya bisanya bisa akan tetapi tidaklah dibenarkan-Nya. maka kearena itu cukuplah kita hidup ini berambisi dan mencari perhatikan hanya kepada-Nya. karena Dialah sumber segalanya. tidak ada kakhawatiran kecuali atas murka-Nya maka inilah sebuah kemerdekaan yang tiada bandingnya, Sebab tiada yang kita lakukan kecuali ibadah dalam arti setiap anama2 yang mencangkuop semua perintah yang Allah cintai dan Dia ridhoi itulah esensi “i-b-a-d-a-h” dengan keyakinan inilah kita merasa selalu dalam pengawasan-Nya dalam aktifitas ini. kalau sudah demikian lendengnya keiklhsan, dan nilai kita serahkan kepada Allah SWT.

Tinggalkan komentar