Tes Buta Warna ( The Colour Blindness )

25 02 2008

Menurut AL-Ghazali orang yang paling celaka adalah orang yang buta hati!Tp bagaimana jika anda buta warna!wah bisa celaka juga dong. Apalagi jika anda adalah seorang praktisi IT ( Webmaster misalnya ) yang setiap hari bermain dengan warna. Wah apa gara-gara banyak arsitek yang buta warna ya koq sekarang Rumah banyak yang desainnya Minimalis ( warna cuma abu2), wah tambah gak nyambung. Yo wis ini saya sertakan cara mengetes diri anda apakah seorang Buta Warna. Smoga bermanfaat

color45.jpgcolor56.jpgcolor29.jpg





Ayat Ayat Cinta The Movie

25 02 2008

AAC siapa sich yan ngak tahu, pas pertama denger ini kayaknya judulnya berat banget dech, tp koq sampek segitu hebohnya ya. Akhirnya diawal 2007, penulis coba baca novel ini sampai selesai!

Dan Oops! Hanya satu kata untuk novel ini: Luar Biasa that’s The Faboulus Non-fiction Book.  Buku ini benar-benar mampu membawa misi dakwah ( baca:Belajar Agama ) yang biasa kaku menjadi sebuah novel percintaan yang sangat  syahdu yang syarat nilai – nilai agama islam didalamnya. Didalamnya penulis juga berusaha  membawa misi kritik dan  pelurusan syariat islam yang telah terkontaminasi dengan budaya lokal dengan sangat santun sehingga tidak ada pihak yang merasa tersakiti. Salut dech buat Kang Abik sang pengarang buku yang sekarang banyak sekali menulis buku-buku best seller novel islam. Nach singkat cerita setelah lama menunggu para penggemar AAC kini sudah bisa menikmati versi Filmnya. Sayang jika anda pembaca AAC akan mengalami kekecewaan seperti yang pernah dialami para penggemar buku Harry Potter setelah dibuatkan versi filmnya. Ada beberapa cerita yang absurd di film ini yang tidak sesuai dengan versi novelnya, Anyway apapun yang terjadi tetep two thumps up! for this movie. Ini saya lampirkan beberapa perbeadaan antara AAC novel vs AAC Movie :

AAC Novel Version

< ada bapak dan adik laki2 maria (joseph)
< maria langsung sakit lagi setelah menjadi saksi
< paman nurul datang sebelum pernikahan
< aisha mau diperkosa
< maria sakit krn fahri
< alicia kembali sebagai seorang muslimah
< guru ngaji fahri tidak meninggal
< fahri sakit. dan bertemu sahabat rasul
— Movie Version
> bapak dan adik laki-laki maria tidak ditampilkan
> maria sempat sehat setelah menjadi saksi, bahwa ada konflik baru antara maria-fahri-aisha
> pamannya nurul datang setelah pernikahan
> tidak ada
> maria sakit karena kecelakaan
> alicia tidak kembali
> guru ngaji fahri meninggal
> tidak ada fahri sakit

Wrote by : Annastacya





Peringkat Universitas ( Harvard always just The top )

25 02 2008

Ini adalah peringkat Universitas tahun 2007 yang dikeluarkan oleh THES, yang banyak disebut oleh Pak Probo sebagai lembaga kredibel yang biasa melakukan pemeringkatan terhadap universitas. Hasil ini tidak selamanya mutlak benar, akan tetapi telah diakui tingkat akurasi dank ke-valid-tannya sehingga banyak digunakan sebagai rujukan oleh berbagai pihak. Setiap lembaga pemeringkat mempunyai metode tersendiri, akan tetapi jika metode yang digunakan tidak lazim maka akan menimbulkan bias di masyrakat, seperti yang terjadi dengan ASIA GLOBE yang tak lain adalah afiliasi dari LIPPO GROUP sehingga tingkat objektifitasnya sangat rendah. Semoga bermanfaat.

 

 

Wrote by : Annas

 For more information visit this : http://www.topuniversities.com

Rank

School Name

Country

1

HARVARD University

United States

2=

University of OXFORD

United Kingdom

2=

University of CAMBRIDGE

United Kingdom

2=

YALE University

United States

5

Imperial College LONDON

United Kingdom

6

PRINCETON University

United States

7=

University of CHICAGO

United States

7=

CALIFORNIA Institute of Technology (Calt…

United States

9

UCL (University College LONDON)

United Kingdom

10

MASSACHUSETTS Institute of Technology (M…

United States

11

COLUMBIA University

United States

12

MCGILL University

Canada

13

DUKE University

United States

14

University of PENNSYLVANIA

United States

15

JOHNS HOPKINS University

United States

16

AUSTRALIAN National University

Australia

17

University of TOKYO

Japan

18

University of HONG KONG

Hong Kong

19

STANFORD University

United States

20=

CORNELL University

United States

20=

CARNEGIE MELLON University

United States

22

University of California, BERKELEY

United States

23

University of EDINBURGH

United Kingdom

24

King’s College LONDON

United Kingdom

25

KYOTO University

Japan

26

Ecole Normale Supérieure, PARIS

France

27

University of MELBOURNE

Australia

28

ÉCOLE POLYTECHNIQUE

France

29

NORTHWESTERN University

United States

30

University of MANCHESTER

United Kingdom

31

The University of SYDNEY

Australia

32

BROWN University

United States

33=

University of BRITISH COLUMBIA

Canada

33=

University of QUEENSLAND

Australia

33=

National University of SINGAPORE

Singapore

36

PEKING University

China

37

University of BRISTOL

United Kingdom

38=

The CHINESE University of Hong Kong

Hong Kong

38=

University of MICHIGAN

United States

40

TSINGHUA University

China

41

University of CALIFORNIA, Los Angeles (U…

United States

42

ETH Zurich (Swiss Federal Institute of T…

Switzerland

43

MONASH University

Australia

44

University of NEW SOUTH WALES

Australia

45

University of TORONTO

Canada

46

OSAKA University

Japan

47

BOSTON University

United States

48

University of AMSTERDAM

Netherlands

49

NEW YORK University (NYU)

United States

50

The University of AUCKLAND

New Zealand

51=

SEOUL National University

Korea, South

51=

University of TEXAS at Austin

United States

53=

HONG KONG University of Science & Techno…

Hong Kong

53=

TRINITY College Dublin

Ireland

55=

University of WASHINGTON

United States

55=

University of WISCONSIN-Madison

United States

57

University of WARWICK

United Kingdom

58

University of CALIFORNIA, San Diego

United States

59

LONDON School of Economics and Political…

United Kingdom

60

HEIDELBERG University

Germany

61

Katholieke Universiteit LEUVEN

Belgium

62

University of ADELAIDE

Australia

63

DELFT University of Technology

Netherlands

64

University of WESTERN AUSTRALIA

Australia

65=

Ludwig-Maximilians-Universität München (…

Germany

65=

University of BIRMINGHAM

United Kingdom

67

Technische Universität MÜNCHEN

Germany

68

University of SHEFFIELD

United Kingdom

69

NANYANG Technological University

Singapore

70

University of NOTTINGHAM

United Kingdom

71=

UPPSALA University

Sweden

71=

DARTMOUTH College

United States

73

University of ILLINOIS

United States

74=

University of YORK

United Kingdom

74=

EMORY University

United States

76

University of ST ANDREWS

United Kingdom

77=

University of PITTSBURGH

United States

77=

PURDUE University

United States

79

University of MARYLAND

United States

80=

University of LEEDS

United Kingdom

80=

University of SOUTHAMPTON

United Kingdom

82

VANDERBILT University

United States

83

University of GLASGOW

United Kingdom

84

LEIDEN University

Netherlands

85=

CASE WESTERN RESERVE University

United States

85=

University of VIENNA

Austria

85=

FUDAN University

China

88

QUEEN’S University

Canada

89

UTRECHT University

Netherlands

90=

PENNSYLVANIA STATE University

United States

90=

TOKYO Institute of Technology

Japan

92

RICE University

United States

93=

University of MONTREAL

Canada

93=

University of COPENHAGEN

Denmark

95

University of ROCHESTER

United States

96

University of CALIFORNIA, Davis

United States

97=

GEORGIA Institute of Technology

United States

97=

University of ALBERTA

Canada

99

CARDIFF University

United Kingdom

100

University of HELSINKI

Finland

 





Buble Information Pemeringkatan Universitas ( Prof. Suprobo )

25 02 2008
Majalah Globe Asia, sebuah majalah baru dengan positioning untuk eksekutif bisnis yang diterbitkan oleh kelompok Lippo, pada edisi Pebruari 2008 membuat pemeringkatan PTN dan PTS. Hasilnya adalah cukup mengagetkan, dimana UPH (Universitas Pelita Harapan) , yang juga dimiliki oleh kelompok Lippo, mengalahkan ranking PTN – PTN terkemuka maupun PTS-PTS terkemuka di Indonesia.
Rektorat, ITS Online – Sebagai contoh, total score UPH (356) “diposisikan” mengalahkan 5 besar PTN seperti UGM (338), ITB (296), IPB (283), UNAIR (279), dan ITS (258). UPH juga “diposisikan” mengalahkan PTS terkemuka seperti TRISAKTI (263), ATMAJAYA (243), UNPAR (230), dan PETRA (151).Sebagai seorang akreditor Perguruan Tinggi yang telah bertahun-tahun mengakreditasi kebanyakan PTN maupun PTS, termasuk pernah mengakreditasi UPH dan Perguruan Tinggi lain sebagaimana yang disebutkan diatas, maka saya merasa aneh dengan “pemosisian” ranking oleh Globe Asia tersebut. Keanehan pertama, Globe Asia menggunakan kriteria-kriteria yang meskipun “mirip” dengan lembaga pemeringkat Internasional, tetapi memberi “bobot” yang berbeda. Sebagai contoh, fasilitas kampus diberi bobot 16%, sementara kualitas staff akademik (Dosen) hanya dibobot 9%. Lebih parah lagi, kualitas riset hanya dibobot 7%. Keanehan kedua adalah sub kriteria dari fasilitas kampus misalnya tidak memasukkan kapasitas bandwidth sebagaimana standar akreditasi yang ada. Keanehan ketiga adalah sistem membandingkan yang tidak berbasis kaidah logis dasar “apple to apple” (kesederajatan).Bila kita menilik standar akreditasi, maka ada akreditasi dalam negeri (DIKTI), regional asia (Asia University Network, AUN), maupun sistem akreditasi pemeringkatan dunia (THES, Jiao Tong, Webbo). Akreditasi dalam negeri, regional, maupun dunia menggunakan kriteria-kriteria dan KPI (Key Performance Indicator) yang “logis secara akademis”. Artinya adalah bahwa kriteria tersebut(meskipun bervariasi) adalah memang benar-benar akan menunjukkan “jaminan mutu” dari input, proses, sarana pendukung, hingga outcome produknya. Tidak ada dari kriteria dan sub kriteria yang hanya menunjukkan keunggulan “kemewahan lifestyle” sebagaimana yang ingin ditonjolkan dalam hasil Globe Asia Ranking. Demikian juga halnya dengan membandingkan antara Universitas dengan Institut yang nature kriterianya pasti berbeda, misalnya di Institut teknik manapun tidak ada yang mempunyai Fakultas Hukum dan Fakultas Kedokteran sebagaimana sub kriteria ranking yang dibuat Globe Asia.Dengan demikian, maka ranking yang dilakukan Globe Asia akan menjadi suatu bentuk “penipuan” informasi yang bersifat “buble” kepada publik, khususnya orang tua mahasiswa dari kalangan eksekutif sebagai target pasar majalah tersebut. Penipuan ini menjadi meluas ketika dirilis secara “tidak kritis” oleh koran Suara Pembaruan, 29 Januari 2008.Mungkin fenomena seperti ini adalah akibat dari komersialisasi pendidikan di Indonesia. Pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi, telah menjadi komoditas yang “empuk” untuk menaikkan status sosial pemilik hingga meraup keuntungan yang besar. Ditangan para pesulap bisnis, maka pendidikan juga dikelola dengan image “Lifestyle” (gaya hidup), bukan dengan image “Qualistyle” (gaya kualitas). Mereka menyusun ranking sesuai dengan “Strength” yang dimilikinya, sekaligus menyembunyikan “Weakness” yang seharusnya menjadi kriteria akreditasi. Akibatnya adalah bahwa segala cara akan dilakukan yang penting target meraih mahasiswa selama periode marketing setiap awal tahun (Pebruari sampai Juli) mampu dicapai dengan memuaskan.Buble informasi yang dilakukan Globe Asia untuk menaikkan citra UPH tersebut secara langsung akan mengganggu citra beberapa PTN maupun PTS yang dikelola dengan kaidah jaminan mutu yang baik. Sebagai gambaran, sistem Webbo Rank (Juli 2007) yang merupakan sistem akreditasi dunia pada penekanan kriteria kerapihan manajemen data menempatkan PTS terkenal di kawasan Timur, yaitu Universitas Petra dalam ranking ke 49 Se Asia Tenggara, UGM dan ITB adalah ranking ke-12 dan 13. Dalam Webbo rank Juli 2007 itu tidak ada kelas ranking UPH, padahal webbo rank adalah sistem dunia yang dianggap “paling sederhana”.Oleh karena itu, maka sudah saatnya pemerintah sebagai regulator bersama-sama dengan masyarakat untuk secara aktif mengawasi pola komersialisasi pendidikan yang dampaknya menggunakan cara – cara tidak “fair” dalam rangka merekrut mahasiswa. Hasil kerja dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang membuat 15 standar penilaian antara lain : tata kelola kepemimpinan, fasilitas lab, alumni, jumlah Guru Besar (tidak perlu harus expert asing), rasio Dosen dengan Mahasiswa, prestasi Mahasiswa, hingga rasio antara jumlah peminat dengan yang diterima adalah merupakan kriteria yang sangat lengkap untuk menunjukkan daya saing suatu Perguruan Tinggi.Daya saing pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan dalam konsep strategis HELTS DIKTI (Higher Education Long Term Strategy) haruslah dicapai dengan sistem penjaminan mutu yang benar, sehingga hasilnya bisa dilihat salah satunya dengan kriteria akreditasi yang logis secara akademis, bukan logis secara pendekatan bisnis.“BUBLE INFORMATION” MARKETING “PTS KONGLOMERAT”
SUATU BENTUK PENIPUAN BARU
Prof.Ir. Priyo Suprobo, MS., PhD
Rektor ITS dan Tim Akreditasi PT-DIKTI
e-mail : rektor@its.ac.id

,

Kompas, memuat sebuah artikel yang mengkritisi hasil rating dari Majalah Globe Asia yang menempatkan Universitas Pelita Harapan sebagai universitas swasta yang terbaik di Indonesia dan universitas kedua terbaik di Indonesia.. Hasil rating tersebut patut dicurigai karena  Globe Asia dan UPH merupakan saudara kandung dalam lingkup Bisnis Lippo Group. Jadi hasil, standar dari Globe Asia memiliki 2 kecacatan pertama cacat alat ukur dan cacat objektifitas..Globe Asia sebenarnya tidak hanya sekali ini saja melakukan rating yang menimbulkan  tanda tanya. Beberapa bulan yang lalu, sekitar Oktober Globe Asia mengeluarkan rating tokoh Filantropi 2007 di Indonesia yang menempatkan Mochtar Riady sebagai nomor 2 terbaik dalam filantropi dengan bukti2 berbagai pendidian institusi seperti Siloam dan UPH.. Mereka mungkin lupa Filantropi yang dilakukan saat ini apakah bisa menjangkau semua lapisan masyarakat… “Filantropi” yang dilakukan grup Lippo bukanlah Filantropi karena Siloam dan UPH saat ini menjadi entitas bisnis yang menghasilkan laba dan hanya bisa diakses oleh segelintir masyarakat semata. Yang kontroversial adalah menempatkan Abu Rizal Bakrie yang kotor dengan peristiwa Lapindo menjadi tokoh Filantropis Indonesia 2007. Kedua kejadian ini, menjadikan kita harus waspada dengan media massa yang menjadi bagian konglomerasi, Saat ini tidak hanya Lippo yang bergerak dalam bisnis media.. Pemberitaan peristiwa kematian Suharto juga menjadi sebuah tanda dari media televisi yang alpa terhadap masa lalu, dengan frame yang hampir serupa dengan menampilkan Suharto adalah tokoh yang layak untuk dimaafkan, dan Soeharto adalah Bapak Pembangunan. dengan menghilangkan peristiwa HAM, dan KKN yang menghancurkan Indonesia….





Orang-orang kaya Indonesia ( sayang prosentase pribumi masih minor )

25 02 2008

Wah semua orang pengen kaya, tak terkecuali saya. Di Negeri ini yang sedang dirundung banyak permasalahan terutama kemiskinan ternyata banyak juga orang kaya di Indonesia. Sayang jumlah mereka hanya segelintir dan mayoritas adalah warga keturunan. Kebanyakan dari mereka tinggal di luar negeri bahkan diantara meraka sudah tidak bisa berbahasa indonesia lagi seperti michael sampoerna putra mahkota sampoerna group yang lebih sering tinggal di singapura. Sungguh bangsa yang ironis. Mereka menghisap darah dan harta bangsa ini, sementara hasilnya mereka bawa keluar. Berkaca dari negri jiran kita malaysia bagaimana mereka sangat mem-protect kaum pribumi sehingga dominasi kaum peranakan tidak separah yang kita alami selama ini. Hasilnya nampak jelas, ketika krisis terjadi mereka membawa kabur Milyaran Dollar keluar negeri, seperti mereka meninggalkan utang ditanah air yang harus dibayar mahal oleh pemerintah melalui dana BLBI. Trilyunan uang rakyat yang harus dikorbankan untuk menanggung kebiadaban mereka. Sekarang ketika bangsa ini mulai bangkit dari keterpurukan, mereka mulai masuk kembali untuk menghisap darah bangsa ini. Sungguh kebiadaan yang mengerikan.Inikah yang di sebut Neo-kolonialisme yang sudah di prediksi oleh Presiden pertama kita soekarno 50 Tahun Lalu???Semoga hal itu tidak terjadi. Amien

Wrote by: Annas

Melihat besarnya volume kekayaan itu, jumlah warga pribumi tetap saja ‘minoritas’. Pengusaha pribumi yang ada di daftar itu tampaknya bisa masuk daftar karena tak lepas dari posisi mereka sebagai elite Pejabat Negara di negeri ini shg mudahlah bisnisnya ‘memetik’ keunggulan’ dari pengusaha lainnya

Sri Sultan Lampaui Jusuf Kalla

Sejumlah pendatang baru masuk jajaran orang terkaya. Mereka di antaranya, Hasjim Djojohadikusumo, Chairul Tanjung, George dan Sjakon Tahija, Bachtiar Karim, Dahlan Iskan. Kemudian Aksa Mahmud, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Jusuf Kalla, dan Pontjo Sutowo.

Hashim Djojohadikusumo (Nations Energy) kini mempunyai kekayaan US$ 595 juta. Manuver bisnis Hashim Djojohadikusumo baru pulih tahun ini sekembalinya bekerja di luar negeri pascakrisis. Ia langsung membayar utang PT Kiani Kertas yang dikelola oleh kakaknya Prabowo Subianto senilai US$ 37 juta. Selain itu, dia berkomitmen membeli kembali sekitar US$ 180 juta. Pemilik kelompok usaha Tirtamas ini juga telah menawar 45 persen kepemilikan saham PT Tuban Petrochemical Industries senilai Rp 3,2 triliun yang sebelumnya dimiliki pemerintah.

Kekayaan Hashim diperoleh dari hasil penjualan perusahaan minyak dan energi di Kazakhstan US$ 1,9 miliar dan penjualan di sebuah perusahaan Tiongkok yakni Citic Group senilai Rp 17 triliun pada Desember 2006.

Chairul Tanjung, (Para Group) dengan kekayaan US$ 565 Juta, memiliki cerita panjang dalam mengelola bisnisnya. Mengawali bisnis sejak 25 tahun lalu, tepatnya ketika masuk kuliah, karena ketidakmampuan orangtuanya membiayai kuliah.

Di bawah bendera Para Group, Chairul kini terjun di sejumlah bisnis seperti jasa keuangan, media, properti, energi, dan sektor infrastruktur. Selain itu, dia juga bekerja sama dengan sejumlah kelompok bisnis lainnya seperti Sinar Mas Group, Kompas Gramedia Group, dan Salim Group.

Pebisnis berusia 45 tahun ini diperkirakan akan menjadi pebisnis di level global dalam tiga hingga lima tahun mendatang.

Bachtiar Karim (Musim Mas) yang mempunyai kekayaan US$ 230 Juta, merupakan putra tertua dari Anwar Karim ini bersama dengan saudaranya, Burhan dan Bahar Karim mendirikan perusahaan Musim Mas yang bergerak sepenuhnya di bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Perusahaannya tahun lalu mendapat penghargaan Primaniyarta atas keberhasilannya menjadi eksportir terbesar.

Perusahaan ini menjadi pemimpin pasar dalam industri pengolahan minyak sawit, sabun dan mentega. Mereka juga memiliki armada pengangkut sendiri berupa kapal, tanker dan terminal untuk pengisian minyak sawit.

Dahlan Iskan (Jawa Pos Group) dengan kekayaan US$ 172 Juta, mendapat julukan Raja Media dari Surabaya. Ia berhasil mengangkat Jawa Pos dari surat kabar yang semula hanya berbasis di Jawa Timur menjadi media yang memiliki jaringan di pelosok Nusantara. Mengawali tugas selama setahun di sebuah surat kabar kecil di Kalimantan Timur, Dahlan kemudian bergabung dengan mingguan Tempo pada tahun 1976.

Kini, Jawa Pos memiliki perusahaan yang memproduksi kertas yakni Adiprima Supraprinta dengan produksi sekitar 400 ton per hari. Dalam beberapa tahun terakhir, si raja media ini aktif mendirikan stasiun televisi lokal.

Aksa Mahmud (62) pengusaha yang menggeluti bidang manufaktur, kakao di Bosowa Group, berada di peringkat ke-75 dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Jumlah kekayaannya sebesar $145 juta. Pertama kali Aksa membuka usaha di tanah kelahirannya, di Makasar, Sulawesi Selatan. Namun, saat ini Bosowa memiliki 30 per- usahaan dengan total pendapatan Rp 3 triliun per tahun.

Sepak terjang Aksa dalam dunia bisnis mulai terlihat saat terjun ke dunia politik, tepatnya beberapa tahun terakhir setelah kejatuhan pimpinan Presiden Soeharto. Pada tahun 1999, Aksa terpilih menjadi anggota MPR, dan di tahun 2004 menjadi wakil juru bicara MPR DPR untuk golongan pemerintahan daerah.

Sri Sultan Hamengkubuwono X (61) menduduki peringkat ke-77 dengan jumlah kekayaan sebesar $140 juta. Ia merupakan Gubernur Yogyakarta terakhir yang sangat terbuka dengan dunia politik. Namun tetap, ia tidak melupakan norma dan aturan yang ada di daerah istimewa tersebut.

Jusuf Kalla (65) berada diperingkat ke-83, dengan total kekayaan $125 juta. Orang kedua dalam jajaran pimpinan RI ini berhasil menggeluti dunia poitik sekaligus dunia usaha.

Jusuf Kalla mewarisi perusahaan ayahnya di Makassar, yakni Kalla Group, yang kemudian diperluas jaringan bisnisnya mulai dari transportasi, infrastruktur, budaya, dan perdagangan otomotif. Satu di antara perusahaan Kalla, yaitu PT Bukaka Teknik Utama Tbk, masih tetap memimpin dalam industri berat dan manufaktur.
Suara Pembaruan

Kekayaan 3 Raja Rokok Rp 90 Triliun

[JAKARTA] Pertumbuhan pesat industri rokok Tanah Air telah membuat kantong para pengusahanya semakin tebal. Tren ini akan terus menguat di masa mendatang. Fakta ini terlihat jelas pada jumlah kekayaan para pengusaha rokok yang mendominasi daftar 150 Orang Terkaya Indonesia, yang dikeluarkan majalah Globe Asia edisi Agustus 2007.

Pemeringkatan yang dilakukan Globe Asia, didasarkan pada kepemilikan saham oleh masing-masing individu, baik di perusahaan publik (yang tercatat di bursa saham) maupun yang tidak (nonpublik).

Dari daftar tersebut, kekayaan tiga orang dari industri rokok mencapai US$ 9,9 miliar (Rp 90,09 triliun) atau sekitar 21,24 persen dari total kekayaan 150 pengusaha yang masuk daftar tersebut mencapai US$ 46,6 miliar.

Sementara itu, total kekayaan 147 orang terkaya lainnya yang bergerak dalam bisnis manufaktur, infrastruktur, agroindustri, dan jasa, sebesar US$ 36,7 miliar (Rp 333,9 triliun) atau 78,76 persen.

Selain rokok, industri yang mengandalkan sumber alam seperti energi dan minyak sawit juga menghasilkan pengusaha-pengusaha yang masuk dalam 150 Orang Terkaya Indonesia versi Globe Asia.

Bos Djarum Kudus, Budi Hartono (66) berada di urutan pertama. Kekaya- an Budi dan perusahaan- perusahaan yang ada dalam kekuasaannya sebesar US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 38 triliun.

Di urutan kedua Rachman Halim dari Gudang Garam. Kekayaan Rachman Halim dan perusahaan-perusahaannya diperkirakan sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 31,85 triliun.

Mantan pemilik HM Sampoerna, Putera Sampoerna berada di urutan kelima. Kekayaan Putera Sampoerna dan perusahaan-perusahaan yang dimilikinya sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 20,02 triliun. Meski kini tidak memiliki saham di HM Sampoerna, kekayaan Putera Sampoerna diyakini berasal dari penjualan sahamnya di HM Sampoerna kepada PT Phillip Morris Indonesia, Maret 2005 lalu.

Perusahaan barunya saat ini, Sampoerna Strategic bisa berkembang tak lain karena uang hasil penjualan saham keluarganya di HM Sampoerna kepada Philip Morris senilai Rp 18,5 triliun.

Lewat bendera barunya tersebut, Putera kini merambah bisnis properti di Rusia. Ia juga membeli dua rumah kasino di London, Ambassadors Casino dan Tha Mansion Casino. The Mansion Casino merupakan sponsor resmi klub sepakbola Divisi Utama Inggris, Tottenham Hotspurs.

Berkat bisnis rokoknya saat itu, kini Putera memiliki jet pribadi yang terdaftar di Bermuda senilai US$ 50 juta (Rp 455 miliar). Ia juga memiliki Cessna XLS dan helikopter Bell 427 yang diparkir di Halim Perdanakusuma.

Putera kini bermukim di Singapura. Setiap ke Jakarta, ia tinggal di Penthouse Hotel Grand Hyatt, yang bertarif minimal US$ 3.300 (Rp 30 juta) per malam. Ke mana-mana ia naik Rolls Royce Phantom yang sehari-hari diparkir di lobi hotel tersebut.
Suara Pembaruan, 31 Juli 2007





All about Women ( Just in joke )

25 02 2008

Setiap manusia pasti dilahirkan dari rahim seorang wanita ( kecuali adam ), betapa besar jasa seorang wanita, olah karena itu sudah menjadi mafhum jika wanita adalah makhluk Tuhan yang paling mulia. Tetapi tidak semua kebaikan ada didalamnya. Kadang kita menyanjungnya, kadang pula kita menyakiti hatinya. Wanita benar – benar makhluk Tuhan yang menyimpan ribuan rahasia. Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui sifat dan keribadiannya?Bagaimana pula esensi dan fungsi wanita bagi kita kaum Adam, berikut ini adalah formula yang dibuat oleh seorang matematikawan asal UC ( Universitas Calikepiting ) Brekeley khusus menyingkap rahasia wanita :

Mau lihat detailnya, klik foto ini :

women.gif






Foto-foto Koleksi

24 02 2008




~Wanita Cantik!=Istri

24 02 2008

Di dunia ini mungkin banyak sekali wanita cantik yang tercipta atas Ke-Maha Kuasaan Allah, tp tidak semua wanita cantik akan menjadi baik jika kita jadikan sebagai istri, tentu tidak semua wanita cantik seperti itu. Tetapi alangkah mulianya seorang wanita jika memiliki fisik cantik juga hati yang beutifull. Mungkin kita bisa belajar banyak dari tulisan-tulisan kang abik yang akhir -akhir ini sering menjadi best seller . Bahkan AAC sudah di putar versi filmnya di bioskop-bioskop tanah air. Berikut ini saya sertakan resensi buku kang abik yang relevan dengan judul saya diatas :

PUDARNYA PESONA CLEOPATRA …
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang
tak pernah kukenal.” Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu”
kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu
mohon keikhlasanmu” , ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan
ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasankecemasan
yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk
calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran)
sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun.
Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali.
Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi
penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai,
wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari
menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.
Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai
mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan emapt group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa
menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya
harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai.
Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa
membaca ayat-ayatNya.
Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke
kontrakan dipinggir kota Malang.
Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum,
tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh.
Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup
bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi
pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak
acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja.
Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.
Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun
tanya, tetapi kujawab ” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga”
Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, ” kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu,
apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan
mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak
mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah?
Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas
diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang
bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air
mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup
seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apaapa
kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana
memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja,
aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah
siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana
telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual
dalam perutku tak bisa kutahan.
Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang
dilakukan ibu. ” Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?”
Tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk
membantu Mas”. ” Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana
sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin
punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur
kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil
menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir
titisan Cleopatra.
Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya.” Aku punya
keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untuk
mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan
segalanya. Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu
mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.
Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata
Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. ” Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi
Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi
tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku.
Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya.
Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi.
Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta,
entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.
” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga.
Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang” Suara lembut Raihana menyadarkan
pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas
wedang jahe.
Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. ” Maaf..maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu
perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. ” Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan
suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” Ya Mas!”
sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum,
agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Te..terima kasih Di..dinda, kita berangkat bareng kesana,
habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan.
Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. ” Terima kasih Mas, Ibu kita pasti
senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”.
Hana begitu bahagia.
Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya
selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi
wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri
atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura
titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami.
Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. ”
Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk
tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain
dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.
Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut
ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama
lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa
bahagia.
Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga
kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai
seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan
sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. ” Sudah satu tahun putra sulungku
menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. ” Insya Allah tak lama lagi,
ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan
mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai
suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini
semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin
manis.
Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah
cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku
bertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta”
gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama
orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh
dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan,
Raihana berpesan, ” Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku
taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak
nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya.
Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.
Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah
petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu
terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk
angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benarbenar
tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum
sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya,
dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk
mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku
jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen
bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan
terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orang mana?. ”
Orang Jawa”. ” Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk
menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”. “Pernah,
alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”. ” Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”. ” Kenapa dengan Bapak?” ” Aku
melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti
sekarang”. ” Bagaimana itu bisa terjadi?”. ”
Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dank arena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini.
Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana
saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus
dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.
Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan
dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum
pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikaha dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya
tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan
anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.
Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir,
kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan
YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya
berhasil menikahi YAsmin.
Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir.
Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset
yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. KAmi langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun
pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa
memenuhi semua yang diinginkan YAsmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir,
tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta YAsmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak
bisa.
Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi.
Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat temanteman
alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan
baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke
warung. YAsmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.
Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya.
Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut,
saya minta YAsmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba
kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.
Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan
saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil
dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai
bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. ” Aku menyesal
menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”.
Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan
temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.
Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan
itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku.
Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong.
Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan
surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.
Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan
wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap
dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan
pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi
wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah
delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.
Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke took baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan
pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah
mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itu kutemukan
kertas Merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta
untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku serong. Dengan rasa takut
kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi�?�ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku
zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan
nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya .. Allah, ia tetap setia
memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya.
Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.
“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al
Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya
Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.
Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk
pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan
kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta
hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih
ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku.
Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya.
Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah
hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya
karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah
doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua
kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya,
suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan
cinta. Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra
telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar
dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk
membagi Cintaku dengan Raihana.
Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman
rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku. Melihat kedatanganku, ibu
mertuaku memelukku dan menangis tersedu- sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya
menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
” Raihanaï…istrimu. .istrimu dan anakmu yang dikandungnya” . ” Ada apa dengan dia”. ” Dia telah tiada”. ” Ibu berkata apa!”. ”
Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya
tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama
menyertaimu.
Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu
menderita. Dia minta kau meridhionya” .
Hatiku bergetar hebat. ” kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. ”
Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak
ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana
berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih,
Jadi Maafkanlah kami”.
Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin
menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa
memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan
penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah
batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang
luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua ……..
Sumber :
Buku : Pudarnya Pesona Cleopatra ( Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa )
Karangan : Habiburrahman El Shirazy ( Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta)





Jalan Pilihanku ( Tasawuf: Part I )

24 02 2008
Tasawuf adalah segi batin dari agama. Segi lahirnya biasanya
disebut syari'ah, yang terutama berisi hukum-hukum keagamaan
formal, mengenai apa yang seorang beragama harus lakukan, dan
apa yang dilarang. Tasawuf di samping memberi segi batin dari
aspek formal keagamaan itu, juga memberi visi mengenai arti
hidup beragama. Ibn al-Arabi seorang filsuf mistik paling
terkemuka, membagi empat tingkat praktek dalam memahami
tasawuf, yaitu (1) syari'ah (segi esoterik hukum-hukum agama),
thariqah (sebagai jalan mistik), haqiqah (mengenai kebenaran),
dan ma'rifah (gnosis, pengalaman kesatuan dengan Yang Ilahi).

Keempat tingkat itu dirumuskan: pada tingkat hukum (syari'ah)
ada kesadaran "milikmu dan milikku", di mana hukum-hukum agama
akan mengatur hak dan kewajiban antarpribadi, seperti penataan
hubungan di antara orang-orang. Dalam tingkat jalan Sufi
(thariqah), rumusannya menjadi "milikku adalah milikmu,
milikmu adalah milikku", karena itu para Sufi diajarkan
mengenal sesama Sufi sebagai saudara, untuk membuka diri
masing-masing, membuka hati, termasuk derma untuk sesama dan
perkembangan Sufi. Pada tingkat kebenaran (haqiqah), ada
pengalaman baru "tidak ada milikku, dan tidak ada milikmu".
Pada tingkat ini ada minimalisasi atas egosentrisme, dan
mereka "dari luar masuk ke dalam mencari pengalaman batiniah
yang paling asli (fitrah, primordial). Dan, yang keempat
adalah pada tingkat gnosis (ma'rifah) di mana yang ada "tak
ada saya, dan tak ada Anda", yang ada hanya Allah. Seorang
Sufi akan merealisasi pengalaman bahwa yang ada seluruhnya
adalah Allah, dan tidak ada satu pun yang terpisah dari Allah:
Sebuah pengalaman mistik yang sekarang sering disebut
"panenteisme," yang populer dalam tasawuf dengan wahdat
al-wujud (kesatuan keberadaan). Keempat tingkat ini adalah
perjalanan, dan menjadi tujuan Sufisme, di mana pengalaman
sebelumnya mendasari pengalaman selanjutnya.

Maka tidak heran dalam keberagamaan tasawuf ini, pengertian
yang mendalam mengenai "jalan hati" (the path of heart)-yang
tidak lain adalah "jalan kepada cinta, the path to
love-mendapat perhatian, sehingga segi-segi
psikologi-spiritual menjadi begitu penting dalam jalan ini,
khususnya dalam mencapai tingkat kedirian (nafs) yang dari
sini kita bisa sampai pada pengalaman kesatuan dengan yang
Ilahi itu (yang disebut ihsan, yaitu "seolah-olah kita melihat
Tuhan, kalaupun tidak, kita tahu bahwa Tuhan melihat kita").

Tujuan jalan hati dan cinta adalah untuk mencapai "gunung dari
cahaya gnosis dalam hati yang terdalam". Sabistari, seorang
penyair Sufi mengatakan, "Kalau kita bisa membelah setetes air
(memasuki hati kita), kita akan mendapatkan tujuh samudera
(pengalaman menyatu dengan Yang Ilahi). Cahaya gnosis itu ada
dalam hati manusia, yang hanya bisa didapat lewat perjalanan
hati dan cinta. Lewat jalan hati dan cinta ini manusia pun
menemukan kembali Dirinya yang Sejati. Kerinduan pada Diri
yang Sejati ini (jiwa yang penuh ketenangan, al-nafs
al-muthmainnah) menjadi cita-cita kaum Sufi.

Tasawuf positif dan dialog kemanusiaan

Untuk memahami makna tasawuf itu, memang diperlukan pengertian
yang mendalam: yakni maknanya dalam keseluruhan keberagamaan,
dan kaitannya dengan penciptaan kehidupan kemanusiaan yang
lebih baik. Inilah yang disebut "tasawuf positif", sebuah
tasawuf yang terbuka kepada kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
untuk pertumbuhan, keseimbangan dan harmoni. Dengan tasawuf
positif ini, terbuka juga kemungkinan dialog dengan berbagai
ragam spiritualitas agama-agama, maupun non-agama yang
semuanya sebenarnya dewasa ini menghadapi masalah besar
bersama yaitu ancaman kemanusiaan!

Macam-macam tasawuf telah berkembang mengatasi krisis global
kemanusiaan. Karena itu dialog di antara sesama penganut
tasawuf, walaupun dari berbagai agama, bisa menyumbangkan
wacana untuk berbagai krisis kemanusiaan. Apa yang disebut
Hans Kung dengan "kebutuhan akan Etika global" tampaknya bisa
dipenuhi dengan kerja sama agama-agama, dimulai dari pandangan
positif terhadap hal yang paling dasar dari agamanya
sendiri-the heart of religion, yaitu hakikat tasawuf itu
sendiri, yang bisa mempertemukan berbagai agama. Dari sini
kita bisa merambah kepada dialog bahkan passing over ke arah
agama lain, untuk menggali dan mendapatkan kekayaan perspektif
rohani.

Kalau kita mengamati perkembangan kesadaran mengenai tantangan
etika global itu, perkembangan tasawuf (dalam hal ini "tasawuf
antar-agama") memang telah melandasi usaha-usaha bersama
mencari sebuah alternatif atas pandangan kebudayaan modern
yang mekanistik, sekularistik, ke arah cara pandang yang lebih
ekologis dan holistik. Di sini tasawuf bertemu dengan
spiritualitas agama-agama (Hinduisme, Buddhisme, Taoisme,
mistik Kristen, new age, spiritualitas dari kearifan lokal dan
seterusnya), yang bersama-sama diharapkan dapat mendorong
massa yang kritis untuk melihat dunia ini secara baru. Inilah
yang disebut Marilyn Ferguson sebagai The Aquarian Conspiracy
(konspirasi Aquarius) yang menjadi pertanda dari kebangkitan
tasawuf di awal milenium.

Tasawuf memang mempunyai filsafat yang begitu mendalam
mengenai spiritualitas dan segi-segi religiusitas
keberagamaan, sehingga harapan banyak kalangan mengenai
healthy-spirituality memang bisa diperoleh dari tasawuf
positif ini, di tengah ancaman "keberagamaan yang sakit" yang
muncul karena otoritarianisme dalam beragama-yang dalam
tasawuf digambarkan sebagai nafs ammarah bi 'l-su (nafsu yang
mendorong kepada keburukan, Q. 12:53).

Tasawuf menjanjikan penyelamatan. Apalagi di tengah berbagai
krisis kehidupan yang serba materialis, hedonis, sekular, plus
kehidupan yang makin sulit secara ekonomis maupun psikologis
itu, tasawuf memberikan obat penawar rohani, yang memberi daya
tahan. Dalam wacana kontemporer, sering dibahas tasawuf
sebagai obat mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang
telah lepas dari pusat dirinya, sehingga ia tidak mengenal
lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari kehidupan di dunia
ini. Ketidakjelasan atas makna dan tujuan hidup ini memang
sangat tidak mengenakkan, dan membuat penderitaan batin. Maka
mata air tasawuf yang sejuk dan memberikan penyegaran dan
penyelamatan pada manusia-manusia yang terasing itu.

Mewujudkan cita-cita ini, bukanlah hal yang berlebihan.
Apalagi dewasa ini tampak perkembangan yang menyeluruh dalam
ilmu tasawuf dalam hubungan inter-disipliner. Beberapa contoh
bisa disebut di sini, seperti pertemuan tasawuf dengan fisika,
dan sains modern yang holistik, yang membawa kepada kesadaran
arti kehadiran manusia dan tugas-tugas utamanya di muka
Bumi-segi yang kini disebut The Anthropic Principle; pertemuan
tasawuf dengan ekologi yang menyadarkan mengenai pentingnya
kesinambungan alam ini dengan keanekaragaman hayatinya,
didasarkan pada paham kesucian alam; pertemuan tasawuf dengan
penyembuhan alternatif yang memberikan kesadaran bahwa masalah
kesehatan bukan hanya bersifat fisikal, tetapi lebih-lebih
ruhani: tasawuf memberikan visi keruhanian untuk kedokteran,
pertemuan tasawuf dengan psikologi baru yang menekankan segi
transpersonal; dan lain-lain pertemuan interdisipliner yang
intinya sama: semua menyumbang kesadaran bahwa arti tasawuf
dewasa ini bukan hanya pada kesalehan formal, tetapi justru
terutama etika global! Untuk itu tasawuf memang perlu wujud
dalam cara hidup. Cara hidup tasawuf bukan terutama benar dari
formalnya, tetapi bagaimana nilai-nilai tasawuf itu menjadi
way of life!

Tasawuf tanpa substansi

Melihat perkembangan Islam di Indonesia, belakangan ini memang
kelihatan ada pergeseran orientasi keberagamaan dari kesalehan
formal kepada kesalehan sufistik. Persis pada titik ini "demam
tasawuf" yang sedang melanda masyarakat Islam ini begitu
mengkhawatirkan dan perlu mendapat perhatian. Seperti kita
tahu, Islam di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa
sehingga kini tampak sangat formalis dalam beragama, seolah
tidak ada lagi segi religiusitasnya. Bentuk-bentuk kesalehan
formal dan kesalehan individual begitu menonjol. Keberagamaan
sangat semarak, rumah ibadah berkembang pesat di mana-mana,
jumlah orang naik haji meningkat, tetapi dari segi
substansial, sebagai bangsa, keberagamaan rupanya belum
mencerminkan nilai-nilai Islam. Apa yang disebut
egalitarianisme, keadilan, kesadaran humanitarian, hormat
kepada hukum, dan hak-hak asasi manusia, kesadaran lingkungan,
kebersihan, penghargaan terhadap orang yang lemah, sikap
inklusif dan pluralis, dan seterusnya, yang jelas merupakan
nilai-nilai dasar agama, ternyata tidak tercermin dalam
kehidupan masyarakat. Padahal kegairahan dalam beragama begitu
tinggi, suasana keagamaan begitu mencolok.

Nah, kita sangat mengkhawatirkan demam tasawuf belakangan ini.
Kalau demam tasawuf itu hanya kepanjangan saja dari kesalehan
formal, lantas apa maknanya? Antara tasawuf dan bukan tasawuf
tidak ada bedanya: sama-sama kesalehan formal yang tidak
mencerminkan religiusitas! Demam tasawuf mudah-mudahan tidak
hanya merupakan kelanjutan dari kesalehan formal, yang kalau
hanya begini, ya ibarat buih dalam lautan: tidak bermakna
apa-apa secara sosial!

Maka kita berharap demam tasawuf ini, tidak merupakan langkah
mundur dalam beragama, tetapi merupakan awal dari perkembangan
Islam di Indonesia yang diharapkan dapat mewujudkan kehidupan
keagamaan yang lebih terbuka, inklusif-pluralis, yang memberi
rahmat kepada semua orang. Demam tasawuf semoga merupakan
salah satu pertanda dari tumbuhnya kesadaran baru dalam
mencari sumbangan agama-agama terhadap tantangan etika global
di atas. Namun itu semua tergantung dari kemampuan kita dalam
menyajikan tasawuf yang positif, bukan yang eksesif!




MyPersonality.info Badge

24 02 2008

Click to view my Personality Profile page