Siapa yang Pernah Melihat Burung Saya

18 06 2008

Category: Humor Dewasa

Ada seorang lelaki tua yang hobbynya memelihara banyak burung. Pada suatu pagi, semua burung kesayangannya telah hilang. Merasa si pencuri sudah keterlaluan, lelaki tua itu pun membawa masalah ini di pertemuan mingguan di kampungnya.

Lelaki tua : “Siapa disini yang punya burung?”

Seluruh penduduk laki-laki segera berdiri.

Menyadari kesalahannya dalam bertanya, lelaki itu menambah:
“Bukan itu maksud saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung?”

Maka seluruh penduduk wanita berdiri. Karena menyadari pertanyaannya masih tidak betul, maka dengan muka merah padam dia menyambung,
“Maaf, bukan itu maksud saya”

Sekali lagi dia coba bertanya,
“Maksud saya adalah siapa yang pernah lihat burung yang bukan miliknya”

Separuh penduduk wanita berdiri.

Muka lelaki itu makin merah, dan juga makin gugup, segera berkata lagi,

“Maaf sekali lagi, bukan ke arah itu pertanyaan saya, maksud saya adalah, siapa yang pernah lihat burung saya?”

Lalu… Isteri lelaki itu pun pun berdiri… dan seorang wanita yang lain… maka kali ini merah padam pula muka si isteri ..!

Lelaki itu pun cabut lari. Menyesal tanya…

Dari kejauhan si Maling tersenyum dan dalam hati berkata ” Wuuuooo…O… kamu ketahuannnn… “





Sorry Terlalu Jorok

18 06 2008

Wanita Pakai Vibrator

Category: Humor Dewasa

Seorang wanita menelpon dokternya, dan meminta kunjungan “darurat”. Resepsionis bilang silahkan datang. Si wanita buru-buru datang dan langsung masuk ke ruang periksa. Sang dokter masuk dan menanyakan apa masalahnya. Si wanita terlihat malu dan meminta supaya dokter memeriksa sendiri apa masalahnya. Sang dokter menurut, dan mulai melakukan pemeriksaan seksama.Setelah melakukannya cukup lama, sang dokter mengangkat kepala dan berkata, “Maaf, Bu. Mengingat letak dan dalamnya vibrator itu masuk, butuh operasi yang rumit, riskan dan mahal untuk mengeluarkannya”.

Dengan wajah agak murung si wanita berkata, “Wah…saya lagi nggak punya uang Dok. Tapi mumpung saya lagi ada di sini, apa Dokter bisa mengganti baterainya?”





Mengetahui Tipe Watak Lelaki dari Cara Mencium

18 06 2008

Category: Humor Dewasa

Suka cium dahi isteri… suami yang romantis.

Suka cium pipi isteri… suami yang penyayang.

Suka cium mulut isteri… suami yang bernafsu.

Suka cium tengkuk isteri… suami yang mata keranjang.

Suka cium telinga isteri… suami yang sensitive.

Suka cium leher isteri… suami yang penyabar.

Suka cium buah dada isteri… suami yang suka bermanja.

Suka cium tangan isteri… suami yang hipokrit.

Suka cium ketiak isteri… suami yang menerima isterinya seadanya.

Suka cium kemaluan isteri… suami yang pemalu.

Suka cium punggung isteri… suami yang suka bergurau.

Suka cium kaki isteri… suami yang terlalu menghormat isteri.

Tidak suka cium mana-mana bagian badan isteri… suami yang mementingkan diri.

Suka cium seluruh bagian badan isteri… suami yang baru balik dari tugas lama di luar kota





Orang Kaya Indonesia di tahun 2007

18 06 2008

Majalah bisnis Forbes Asia dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (13/12), mengeluarkan daftar 40 orang kaya Indonesia di tahun 2007 ini.

Berikut daftar orang kaya Indonesia tahun 2007 ini dan nilai kekayaannya, yang dirilis Forbes Asia:

  1. Aburizal Bakrie dan keluarga : 5,4 miliar dolar AS
  2. Sukanto Tanoto (perusahaan April dan Asian Agri): 4,7 miliar AS
  3. R Budi Hartono: 3,14 miliar dolar AS
  4. Michael Hartono: 3,08 miliar dolar AS (Budi Hartono dan Michael Hartono, dua saudara kandung yang memiliki saham di perusahaan rokok Djarum dan BCA)
  5. Eka Tjipta Widjaja dan keluarga (Sinar Mas Group): 2,8 miliar dolar AS
  6. Putera Sampoerna dan keluarga (Sampoerna Strategic): 2,2 miliar dolar AS
  7. Martua Sitorus (Wilmar International): 2,1 miliar dolar AS
  8. Rachman Halim dan keluarga (Gudang Garam): 1,6 miliar dolar AS
  9. Peter Sondakh (Rajawali Group): 1,45 miliar dolar AS
  10. Eddy William Katuari dan keluarga (Wings Group): 1,39 miliar dolar AS
  11. Anthoni Salim & keluarga: 1,3 miliar dolar AS
  12. Mochtar Riady & keluarga: 0,95 miliar dolar AS
  13. Murdaya Poo:  9,9 miliar dolar AS
  14. Arifin Panigoro & keluarga: 0,88 miliar dolar AS
  15. Hary Tanoesoedibjo: 0,815 miliar dolar AS
  16. Trihatma Haliman: 0, 79 miliar dolar AS
  17. Sjamsul Nursalim & keluarga: 0,55 miliar dolar AS
  18. Chairul Tanjung:  0,45 miliar dolar AS
  19. Paulus Tumewu: 0,44 miliar dolar AS
  20. Prajogo Pangestu: 0,420 miliar dolar AS
  21. Soegiharto Sosrodjojo & keluarga: 0,355 miliar dolar AS
  22. Sutanto Djuhar & keluarga: 0,350 miliar dolar AS
  23. Hadi Surya: 0,345 miliar dolar AS
  24. Aksa Mahmud: 0,340 miliar dolar AS
  25. Harjo Sutanto & keluarga: 0,315 miliar dolar AS
  26. Soegiarto Adikoesoemo & keluarga: 0,310 miliar dolar AS
  27. Husein Djojonegoro & keluarga: 0,305 miliar dolar AS
  28. Kartini Muljadi:  o,260 miliar dolar AS
  29. Edwin Soeryadjaya: 0,250 miliar dolar AS
  30. Jusuf Kalla:  0,23 miliar dolar AS
  31. Tan Kian: 0,225 miliar dolar AS
  32. Ciputra: 0,205 miliar dolar AS
  33. Bambang Trihatmodjo: 0,2 miliar dolar AS
  34. George & Sjakon Tahija: 0,195 miliar dolar AS
  35. Kris Wiluan: 0,185 miliar dolar AS
  36. Eka Tjandranegara & keluarga: 0,170 miliar dolar AS
  37. Alim Markus & keluarga: 0,14 miliar dolar AS
  38. Husein Sutjiadi: 0,135 miliar dolar AS
  39. Jakob Oetama: 0,130 miliar dolar AS
  40. Boenjamin Setiawan: 0,120 miliar dolar AS

Disebutkan dalam siaran pers, Forbes Asia dalam mendaftar nama-nama orang terkaya itu menggunakan nilai bersih dengan nilai saham dan nilai tukar pada 30 November. Sedangkan untuk perusahaan swasta yang belum terbuka dihitung dengan membandingkannya dengan perusahaan yang diperdagangkan secara terbuka





Arti Tahi Lalat,Terletak Dimana Milik Anda?

18 06 2008

Jika tahi lalat terdapat di perut, memiliki gambaran mudah terpengaruh, lemah lembut dan berhati bersih.

Jika tahi lalat terdapat di hidung, memiliki gambaran disukai orang, tidak pelit dan banyak rezeki.

Jika tahi lalat terdapat di bibir bawah atau atas, memiliki gambaran Disenangi banyak orang dan murah rezeki

Jika tahi lalat terdapat di Dagu, memiliki gambaran tidak dapat dipercaya, banyak bicara.

Jika tahi lalat terdapat di dahi kiri, memiliki gambaran cerdas, kuat mental dan tahan uji.

Jika tahi lalat terdapat di dahi kanan, memiliki gambaran pandai bergaul, suka bertualang.

Jika tahi lalat terdapat di pipi kiri, memiliki gambaran boros, banyak halangan.

Jika tahi lalat terdapat di pipi kanan, memiliki gambaran suka menolong dan tidak tegaan.

Jika tahi lalat terdapat di alis sebelah kiri, memiliki gambaran egois, tidak mau peduli pada kesusahan orang lain.

Jika tahi lalat terdapat di alis sebelah kanan, memiliki gambaran banyak menangung beban, tidak pernah tenang.

Jika tahi lalat terdapat di Dada, memiliki gambaran keras hati.

Jika tahi lalat terdapat di Lengan, memiliki gambaran berani, kuat, pendiam.

Jika tahi lalat terdapat di pergelangan tangan, memiliki gambaran suka sesumbar, tidak bisa menyimpan uang.

Jika tahi lalat terdapat di lutut kanan atau kiri, memiliki gambaran periang, kuat berjalan.

Jika tahi lalat terdapat di pundak kiri, memiliki gambaran penyabar, teliti, punya pendirian tetap.

Jika tahi lalat terdapat di telinga kanan, memiliki gambaran tidak pelit, punya kemauan keras.

Jika tahi lalat terdapat di telinga kiri, memiliki gambaran mudah tersinggug, cepat marah.





Tasmi Soeryotirto, Bertobat dari Bisnis Esek-Esek lewat Buku

18 06 2008

Dulu Keliling Diskotek Memburu Mahasiswi Bispak

Bisnis pornografi tak pernah mati. Itulah keyakinan Tasmi Soeryotirto, mantan pimpinan tabloid “panas” yang bertobat. Selain menerbitkan buku, kini dia aktif berkeliling Indonesia agar tak ada lagi gadis yang dieksploitasi ke bisnis esek-esek.

RIDLWAN HABIB, Jakarta

——-

SUDAH sekitar setengah tahun ini Tasmi Soeryotirto nyaman dengan busana barunya: jilbab dan pakaian yang hanya memperlihatkan telapak tangan dan wajah. Lingkungan pergaulan juga berubah drastis. Dari kehidupan malam yang gemerlap, wanita itu kini sering diundang menjadi pembicara di majelis-majelis taklim.

Sebagai pemimpin tabloid esek-esek terbesar di tanah air, wanita itu tahu banyak tentang praktik berburu “gadis” untuk bisnis pornografi, khususnya di ibu kota. Namun, desakan nuraninya membuat dia berhenti. Di berbagai forum pengajian itulah, dia bertestimoni agar ibu-ibu tidak kehilangan gadisnya akibat dieksploitasi bisnis ini.

“Salah satu sasaran yang paling mudah adalah para mahasiswa bispak,” kata Tasmi kepada Jawa Pos. Sebutan mahasiswa “bispak” ini, kata dia, kependekan “bisa pakai” yang ketika malam bertebaran di banyak diskotek di ibu kota.

Di tengah dentuman musik serta minuman beralkohol, Tasmi merayu gadis calon model telanjang untuk tabloidnya. “Saya akan bilang ke mereka. Kalau Anda mau tampil, harga Anda pasti akan naik. Juga pasti tambah laku,” ujarnya.

Tasmi tak sembarangan memilih tubuh yang siap dipajang. Selain bodinya harus seksi, wajah tak boleh asal-asalan. Tak harus cantik, tapi minimal parasnya cover face. “Maklum, kami ini jualan foto. Bisa dibilang 80 persen isinya kan foto, jadi tulisan hanya pelengkap. Itu pun harus nyerempet ke hal yang ngeres-ngeres,” katanya.

Enam tahun sebagai pimpinan redaksi Lipstik, nama tabloid itu, Tasmi paham benar industri media pornografi. “Saya inginnya perfeksionis. Jadi, saya tak hanya di belakang meja. Fotografer motret saya temani, cari kolam renang untuk latar foto, saya juga yang deal. Bahkan, cari bikini dan lingerie (pakaian dalam) saya yang pilihkan,” katanya.

Agar tabloidnya laku keras, Tasmi dan timnya butuh waktu satu bulan mengendus seorang calon model. Untuk keperluan lobi, mereka harus rajin keluar masuk kafe, diskotek, dan tempat-tempat pijat. “Kalau sudah tercebur di dunia ini, pasti kena gandengannya, ya ikut dugem, narkoba, dan seterusnya,” ujarnya lalu tersenyum.

Wanita lajang yang kini memasuki usia kepala tiga itu masuk ke tabloid esek-esek secara tak sengaja. Dia mengawali karir jurnalistik sebagai reporter berita kriminal di sebuah tabloid di Surabaya. Sekitar delapan tahun lalu dia dipindahkan ke Jakarta. Saat di ibu kota itulah, ada tawaran dari seorang teman untuk memegang sebuah tabloid biro jodoh. “Tak tahunya tabloid esek-esek. Tapi, karena godaan materi, saya mau saja,” kata wanita kelahiran Pulau Sambu, Kepulauan Riau itu.

Omzet tabloid Lipstik lumayan besar. Dalam tiga minggu, pendapatan iklan bisa Rp 60 juta. Belum lagi penjualan sekitar 40 ribu eksemplar per minggu tabloidnya. Sebuah pendapatan yang lumayan untuk usaha yang hanya dikelola belasan orang.

Distribusinya pun lumayan luas. Beberapa edisi tabloid kadang sampai ke pembaca di Papua, bahkan ke Malaysia untuk menyapa pekerja migran asal Indonesia. “Kami bisa memberi bonus, THR 150 persen, bonus tahun baru, pokoknya gede lah,” katanya.

Apalagi, model-model Lipstik tak semuanya minta bayaran mahal. “Ada yang Rp 400 ribu sekali pemotretan. Sekali itu artinya bisa ratusan frame. Terserah fotografernya,” katanya.

Begitu fotonya tampil, para model bispak itu umumnya juga memborong tabloid edisi tersebut. “Mereka bawa ke kafe-kefe sebagai bahan jualan. Ibaratnya jadi ratu semalam. Laki-laki hidung belang pasti penasaran ingin membuktikan, sama enggak foto dengan aslinya,” kata Tasmi. Apalagi, di samping foto ditulis hasil wawancara dengan model bertopik seputar ranjang dan seksualitas.

Tahu “harga” jualnya naik setelah dimuat, model-model bispak -yang sudah naik kelas- itu yang ganti merengek minta difoto lagi. Istilahnya sudah naik kelas. “Ada banyak yang sekarang jadi artis di televisi. Saya nggak usah sebut namanya. Nanti malu,” katanya.

Tasmi menggeluti dunia itu sejak 2000. Selama enam tahun dia berjibaku dengan aneka ragam protes. Berulang-ulang kantornya yang terletak di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, diteror orang. “Handphone saya diteror, di-SMS, diancam, tapi saya nggak kapok juga,” katanya.

Hati nuraninya sulit tersentuh. “Memang bagi saya efek terparah dari bisnis ini adalah tumpulnya nurani. Cuek dan tidak lagi peduli dengan orang lain,” ujarnya.

Dia juga mengaku tak takut dengan sweeping ormas-ormas keagamaan semacam Front Pembela Islam (FPI). “Kami paling tiarap satu minggu, habis itu genjot lagi,” katanya.

Kalau pas apes, dia memang berurusan dengan petugas keamanan. Pada Maret 2003, misalnya, Tasmi dipanggil Polda Metro Jaya sebagai tersangka. Dia diinterogasi di bagian Reserse Umum. Dia dijerat dengan pasal 282 KUHP tentang melanggar kesusilaan di muka umum. Ancaman pidanya satu tahun enam bulan. Tapi, beruntung, kasusnya tak belanjut ke pengadilan.

Tersandung masalah dengan polisi tak juga membuat Tasmi jera. Bahkan, dua tahun berikutnya, oplah tabloidnya kian meningkat. Dia juga punya kenalan seorang oknum petugas yang akan mengontak kalau bakal ada razia. “Kami siasati dengan melihat momentum. Kalau bulan puasa, cover-nya kami ganti lebih tertutup dan mengurangi masa terbit,” katanya.

Kalau sebelumnya repot hunting cari model, setelah Lipstik makin dikenal, banyak calon model yang silih berganti minta diorbitkan. Tak jarang mereka merayu fotografer agar bisa tampil di cover depan Lipstik. “Kebijakan saya, setelah pemotretan selesai, ya sudah. Kalau ada affair dengan fotografer, itu di luar tanggung jawab kami. Untuk bisnis tabloid panas, biasanya fotografer harus nakal,” ujarnya.

Suatu saat kantornya didatangi seorang ibu setengah baya. Dia memohon-mohon agar anaknya dipotret sebagai model. “Ditelanjangi saja nggak papa, Mbak. Tolong, kami benar-benar butuh duit,” ujarnya menirukan ibu itu. Karena tak tega, model itu akhirnya dikontrak.

Pertengahan 2005, menjelang Ramadan, mobil Tasmi terjebak kemacetan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Ada demonstrasi mendukung RUU Antipornografi. Mayoritas pesertanya ibu-ibu yang berpanas-panas, berteriak sambil membentangkan poster.

“Saat itu baru ada desiran dalam hati saya. Kok ironi sekali ya, ada ibu yang demo, ada ibu yang justru memohon-mohon minta anaknya ditelanjangi,” katanya. Pergulatan batin Tasmi semakin menghebat ketika kantornya dilanda konflik internal.

Atas saran seorang sahabat, akhirnya dia memutuskan mundur dari Lipstik pada awal 2006. Empat bulan kemudian tabloidnya tutup. Semua karyawan dan awak redaksi berpencaran. “Setahun saya hanya menangis. Tak punya kerjaan, bingung, dan gundah,” katanya.

Tasmi lalu diajak mengikuti sebuah majelis taklim di Bekasi, Jawa Barat, dekat rumah orang tuanya. Pelan-pelan rasa percaya dirinya muncul lagi. “Padahal, sebelumnya saya takut bertemu orang. Saya sudah suudzon mereka tahu masa lalu saya,” kata alumnus Stikosa AWS (Akademi Wartawan Surabaya) itu.

Dia lalu menuliskan pengalaman hidupnya dalam bentuk novel berjudul Sebelum Cahaya-Mu Datang. Dalam kisah nyata itu dia memakai nama samaran Wiena Damayanti. “Awalnya tak ada yang mau menerbitkan. Saya kirim berulangkali, tapi ditolak terus,” katanya.

Akhirnya, April 2008, penerbit Hikmah (anak grup Mizan) bersedia menerbitkannya. Model Ratih Sanggarwati dan artis Inneke Koesherawati ikut menyumbang testimoni dalam novel setebal 421 halaman itu. Tasmi sering diundang dalam acara bedah buku dari satu forum ke forum lain. “Saya dedikasikan novel ini untuk ibu-ibu yang rela terpanggang matahari untuk mengusir wabah pornografi. Percayalah Bu, perjuangan Anda tak sia-sia,” katanya. (el)





Hermawan Kertajaya ( 3 ) : What is Sparkling Surabaya, Anyway?

18 06 2008

KEMARIN pagi, saya menjadi pembicara pertama di International Conference di Kota Kinabalu, Sabah. Kota yang disebut KK itu terletak di Pulau Kalimantan bagian utara, sebelah timur. Daerah tersebut juga disebut East Malaysia karena terletak di bagian timur “peninsula” Malaysia, tempat KL (Kuala Lumpur) berada.

Hanya dua negara bagian (states) di Malaysia yang berada di wilayah iut. Sabah dengan ibu kotanya KK dan Serawak -yang ada di sebelah barat- dengan ibu kotanya Kuching.

Brunei, kesultanan kecil yang kaya, terletak “di dalam” Serawak. Itu pun ada dua bagian Brunei yang terpisah, tapi keduanya tetap berada di Serawak. Unik memang. Kalimantan yang konon adalah pulau ketiga terbesar di dunia, ternyata, memang kepunyaan tiga negara: Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Saya kebetulan pernah dua kali ke Brunei. Sekali sebagai konsul kehormatan Ceko. Ketika itu, saya mendampingi Dubes Ceko di Jakarta (wilayah tugasnya meng-cover Brunei) untuk bertemu Sultan Brunei yang istananya bertaburan emas. Yang kedua, saya diundang jadi speaker di SME Conference di sana.

Membandingkan tiga negara dalam satu pulau itu sangat menarik. Para gubernur dan wali kota kita di Kalimantan, sepertinya, harus lebih banyak belajar dari chief minister Sabah (setingkat gubernur) tentang cara mem-branding Sabah. Dia menyelenggarakan International CEO Conference setiap tiga tahun secara besar-besaran. Even itu di-organize secara profesional, world class.

Selain saya -yang merupakan presiden World Marketing Association-, ia mengundang banyak speaker kelas dunia lain di berbagai bidang. Former Prime Minister of New Zealand dan bekas Direktur WTO Michael Moore pun mereka undang untuk bicara kemarin pagi. Itu mereka lakukan untuk menarik perhatian para CEO agar bersedia hadir. Bukan hanya dari peninsula (Malaysia Barat), tapi juga dari Jepang, Korea, Eropa, dan negara-negara Afrika. Setelah itu, waktunya jualan.

Chief minister Sabah lantas pidato panjang lebar tentang kesempatan investasi, perdagangan, dan pariwisata di Malaysia. Ya, apalagi kalau bukan marketing TTI untuk Sabah. Itu memang cara paling efisien untuk memasarkan suatu daerah yang sering disebut sebagai place marketing. Kenapa? Sebab, target investor dan trader-nya datang di tempat. So, mereka bisa sekaligus bertemu dengan local counterpart dan punya kesempatan melihat-lihat langsung situasi Sabah.

Lewat personal experiences, para calon investor itu jadi bisa merasakan apa artinya discover Sabah di dalam umbrella Malaysia, Truly Asia. Kalimat tersebut selalu digunakan sebagai slogan untuk memasarkan tourism mereka secara nasional.

Konferensi internasional seperti di atas, kalau di-organize secara profesional dan sukses, jelas lebih murah dan besar dampaknya daripada mengirimkan duta seni atau mengikuti pameran-pameran di luar negeri yang belum tentu ada hasil konkretnya.

Sulawesi Utara sedang siap-siap untuk menyelenggarakan World Ocean Summit pada 2010. Saya berharap muncul ide brilian, sesuai karakter geografi Sulut. Saya yakin itu bisa sukses.

Bagaimana Surabaya? Yusak Anshori, direktur eksekutif STPB (Surabaya Tourism Promotion Board) selalu antusias kalau diajak bicara tentang branding Sparkling Surabaya. Public toilet yang bersih pun jadi perhatian. “Mana bisa sparkling kalau tidak bersih?” katanya.

Hampir tiap tahun saya selalu duduk bersama Wali Kota Bambang D.H. dan Wawali Arif Afandi untuk menyaksikan Parade Festival Sparkling Surabaya di panggung VIP kotamadya. Saya sudah melihat usaha yang begitu keras dari top management Kota Surabaya untuk mem-branding kota. Meski demikian, saya merasa tetap perlu partisipasi publik secara aktif dalam proram itu. Para investor maupun businessman yang datang untuk sementara maupun tinggal agak lama di Surabaya harus dianggap sebagai tamu masyarakat.

Tourism dalam arti luas bisa menjadi lokomotif untuk dua elemen lain dari place marketing, yaitu perdagangan dan investasi. Surabaya memang harus diposisikan sebagai the trading hub dari Indonesia Timur karena punya airport dan sea port kelas internasional. Juga punya hinterland Jawa Timur dan Indonesia Timur yang kaya.

Untuk itu, Surabaya harus jadi kota yang sparkling dan tidak mati sehingga bisa menarik orang untuk datang. Karena itu, dalam rangka The MarkPlus Festival 10 Juli nanti, MarkPlus Inc bekerja sama dengan STPB dan Kota Surabaya menyelenggarakan kompetisi Sparkling Surabaya di antara kampus-kampus. Sambutannya? Luar biasa. Ada 23 tim dari hampir seluruh perguruan tinggi di Surabaya yang mendaftar. Masing-masing beranggota tiga orang dan dibimbing seorang dosen.

Sekarang, paper mereka sedang dibaca tujuh juri dari berbagai institusi. Babak final akan menampilkan presentasi lima tim sebelum 10 Juli. Ide-idenya sangat menarik. Saya happy sekali melihat kalangan muda, khususnya mahasiswa dari berbagai kampus, sudah mau melakukan riset yang serius dan memberikan banyak rekomendasi.

Saya yakin, para juri sedang kebingungan untuk menentukan lima finalis. I really appreciate your participation for our city. Sekali lagi, mudah-mudahan The MarkPlus Festival benar-benar bisa menjadi marketing day bagi semua orang yang senang marketing untuk saling ber-network, men-share ide, dan berbagi pengalaman. Juga, mudah-mudahan ini menjadi trigger jika pada suatu ketika ada even tingkat international yang benar-benar diurus secara profesional untuk memasarkan Surabaya.

Kita semua, arekarek Suroboyo, punya kewajiban untuk berbuat sesuatu, membuat Surabaya benar-benar sparkling agar slogan tersebut menjadi bermakna. Bagaimana pendapat Anda? (http://www.hermawankartajaya.com)