Yahoo Kenalkan Dua Alamat E-mail Baru

20 06 2008

email yahoo (ist)

San Fransisko – Yahoo menambah layanan e-mail gratisnya dengan memperkenalkan dua domain baru sebagai alternatif selain @yahoo.com. Dua alamat e-mail baru tersebut adalah @ymail.com dan @rocketmail.com.

Peluncuran dua alamat e-mail baru tersebut bertujuan untuk memulihkan kejayaan Yahoo yang mulai memudar di mata investor.

Selama ini layanan Yahoo Mail begitu populer, dan memiliki sekitar 266 juta user. Hal ini membuat alternatif nama user makin terbatas. Namun dengan adanya domain baru ini, user dapat memilih alamat e-mail yang disukainya jika dia cepat-cepat mendaftar.

“Kami menyadari bahwa orang-orang menginginkan alamat e-mail yang mencerminkan diri mereka. Kami memiliki banyak user ID di yahoo.com dan begitu padat. Kami ingin membenahinya dan memastikan user mendapatkan ID yang mereka inginkan,” ujar John Kremer, Vice President Yahoo Mail, seperti dikutip detikINET dari AFP, Jumat (20/6/2008).

Pernyataan itu sesuai dengan penelitian Harris Interactive. Disimpulkan bahwa sekitar 70 persen orang dewasa yang menggunakan internet akan memilih alamat e-mail yang memasukkan semua atau sebagian nama mereka.

Jika menggunakan alamat rocketmail dan ymail, user berkesempatan memiliki alamat e-mail lengkap sesuai keinginannya sendiri. Ymail digunakan untuk versi e-mail di perangkat mobile.

“Jika Anda memiliki sebuah alamat e-mail yang merupakan nama Anda di ymail, ini akan menjadi bagian dari identitas Anda,” tambah John Kremer.





Penggunaan Kondom di Indonesia 100 Juta Biji Per Tahun

20 06 2008

Surabaya (ANTARA News) – Penggunaan kondom di Indonesia yang sebelumnya masih sangat rendah, dalam sepuluh tahun terakhir telah berkembang pesat hingga mencapai 100 juta biji per tahun.

Chief Operation Officer Virgin Condom Sebong Health Care dari Malaysia, Rico H Effendi, di Surabaya, Jumat, mengatakan, Indonesia merupakan negara yang sangat terbuka dan positif dalam penggunaan kondom sehingga pengguna kondom berkembang pesat.

“Menurut penelitian kami, pengguna kondom di Indonesia sebelumnya hanya sekitar tiga juta per tahun pada 1997, tapi pada 2007 sudah mencapai 100 juta biji setahun,” katanya.

Karena itu, kata Rico, Sebong Health Care yang beroperasi di bawah Sebong Rubber Sdn. Bhd, Johor, Malaysia, kini mencoba memasarkan produknya “Kondom Virgin” atau “Manjakani Condom”.

“Produk ini baru dipasarkan di Indonesia. Kedepan produk ini juga akan kami pasarkan ke berbagai negara seperti Malaysia, China dan negara-negara lain,” katanya.

Kondom Virgin yang diproduksi Sebong Heath Care Sdn Bhd, Malaysia, terdiri dari tiga varian yakni dotted (berbintil-bintil), ribbed (berulir) dan plain (polos).

Produk yang dipasarkan dengan harga Rp5.000 per biji tersebut semuanya menggunakan kandungan “manjakani” untuk lubrikasi dan beraroma vanila.

Pasar yang dibidik untuk pemasaran Kondom Virgin adalah wanita, karena berdasarkan survei 60 persen wanita tidak merasakan orgasme ketika berhubungan intim.

Sementara itu, konsultan seks dan kesehatan Dr Ryan Thamrin, dalam kesempatan itu menjelaskan, kunci berlangsungnya hubungan seksual adalah memastikan hubungan itu “tepat, nikmat dan sehat”.

Untuk memberikan alternatif solusi hal itu, Sebong bersama Pharma Health Care mencoba menghadirkan sensasi manjakani (Oak Gall) melalui Kondom Virgin. Kondom ini membantu proses lubrikasi dan berfungsi seperti halnya “sari rapet”, membuat vagina tetap kencang.

Sedangkan Pharma Health care adalah importir produk-produk farmasi utamanya yang terkait dengan produk untuk kesehatan organ wanita. Pharma Health Cara adalah importir dan distributor utama Kondom Virgin.

Cairan Berlebihan

Dalam kesempatan yang sama pakar tumbuhan obat tradisional, Dr Setiawan Dalimartha, mengemukakan, getah manjakani terbentuk dari daun-daun yang terinfeksi serangga (quercus infectoria). Serangga yang membuat infeksi itu adalah sejensi tawon bernama “cynips tinctorial” atau cynips gallaetinctoria.

Manjakani terbukti berkhasiat mengatasi cairan berlebihan di vagina, menyembuhkan sakit kerongkongan dan juga masalah kulit. “Getah itulah yang dinamakan manjakani dan digunakan pada Kondom Virgin,” katanya.

salah satu contok kondom wanita

Menurut dia, manjakani meski belum banyak dikenal masyarakat Indonesia, tapi sebenarnya sudah banyak yang menggunakannya.

Contohnya, manjakani dapat ditemui di Pasar Genteng Surabaya. Komoditi itu diimpor dari India. Pembeli komoditi tersebut kebanyakan ibu-ibu untuk direbus dan airnya diminum.

“Tapi, harus hati-hati jika mengonsumsinya. Sebab, jika penggunaannya berlebihan justru bisa menyebabkan luka-luka,” katanya mengingatkan.

Manjakani, katanya, kaya zat tannin, vitamin A dan C, kalsium dan asam gallic, serat, protein dan karbohidrat. Selain itu, manjakani juga mengandung elemen astringent, anti mikroba dan anti inflamasi.

Kandungan tannin dipercaya dapat mengobati jaringan tissue bagian luar dan mengembalikan elastisitas otot vagina pasca melahirkan.

Berdasarkan riset juga menunjukkan astringent dalam manjakani dapat membantu mengembalikan pertumbuhan tissue dan elastisitas vagina, selain menghilangkan bakteri dan infeksi jamur dan keputihan yang menjadi penyebab utama gatal dan bau tak sedap di daerah intim wanita.(*)





Hermawan Kertajaya : What Is Co-Branding, Anyway?

20 06 2008

From Bubble to Sustainable Economy
BANYAK orang bertanya kepada saya, bagaimana saya bisa menulis lima buku bareng Philip Kotler? Padahal, beliau kerap disebut Father of Modern Marketing. Buku teksnya sudah diterjemahkan ke seluruh dunia. Buku-buku itu juga dipakai sebagai literatur wajib, baik di undergraduate maupun postgraduate program di seluruh dunia.

Sedangkan saya?

Saya cuma arek Suroboyo yang berani men-simple-kan marketing jadi model-model yang sederhana. Selain itu, diferensiasi saya adalah bisa menjelaskan model sederhana itu dengan cara yang sederhana pula. Gampang dimengerti.

Waktu saya kali pertama bertemu di Jakarta, Philip Kotler berbicara dalam seminar yang dihadiri 700 orang di Hotel Borobudur. Saya hanyalah peminta tanda tangan yang harus berebut dengan orang-orang lain. Saya juga pernah mengikuti dia sampai ke Bali. Saking pengennya mendekati Sang Guru Besar.

Gagal total, saya tidak putus asa…

Sampai pada suatu hari, saya punya kesempatan menjadi orang yang harus memperkenalkan Al Ries di Jakarta, pada sebuah seminar yang juga dihadiri ratusan orang. Waktu lima menit yang dialokasikan kepada saya ternyata benar-benar menarik perhatian sang pencipta konsep positioning itu.

Hubungan kami lantas berlanjut dalam bentuk kerja sama beberapa proyek konsultasi. Selain itu, setiap ke Amrik (Amerika Serikat), saya selalu mengunjungi dia. Sampai pada suatu saat, dia mau memberikan endorsement pada model saya. Nah, itulah yang akhirnya juga menarik perhatian Prof Warren Keegan yang buku teks International Marketing-nya juga sangat terkenal di seluruh dunia. Beliau itulah profesor pertama yang memasukkan model saya dalam appendix bab satu buku teksnya.

Dan… kayaknya memang ada yang ngatur di atas…

Philip Kotler waktu itu mengajar kelas international marketing menggunakan buku teks Keegan. Akibatnya…? Dia sempat tertarik pada model saya yang ada di situ. Apalagi, salah seorang mahasiswanya di Kellog Graduate School of Management yang dari Indonesia waktu itu adalah Victor Hartono yang sekarang jadi COO-nya Djarum.

Ketika bertemu saya di Chicago waktu itu, Victor memang mengatakan kepada saya bahwa dirinya tahu model saya yang terdapat di buku teks yang harus dia baca. Victor ingat model tersebut. Sebab, saya memang pernah diundang untuk ngasih in house di Djarum waktu Victor masih di Jakarta.

Pada 1998, ketika ada krisis Asia, saya diundang ke Moskow untuk bicara dalam World Marketing Association sebagai ketua Asia Pacific Marketing Federation. Saya juga tampil sebagai orang Indonesia yang diminta berceramah tentang krisis di negara saya.

Nasib baik memang ada pada saya. Sebab, Philip Kotler praktis tidak punya teman di Moskow. Orang Rusia pun belum banyak yang fasih berbahasa Inggris waktu itu. So, dia jadi punya waktu dan mau mendengarkan sesi saya yang bicara pas setelah dia.

Mendadak dia ingat nama saya karena pernah lihat dalam buku Keegan yang dipakainya di Kellogg. Wow… jadinya, waktu lunch saya pakai untuk menjelaskan reasoning di balik model-model sederhana itu. Dia sangat tertarik, justru lantaran kesederhanaan model tersebut.

Jadi, simplicity juga bisa jadi differentiation

Sampai akhirnya, terjadi kesepakatan menulis buku pertama tentang krisis Asia. Jadi, Repositioning Asia terbitan John Wiley itu adalah gabungan analisis marketing yang mikro untuk meng-cover masalah krisis yang makro. Di situ, kami berdua berani meramal bahwa Asia akan naik lagi, tapi dengan tatanan lain. KKN akan berkurang dan marketing akan dijalankan secara lebih serius. Ternyata, yang kami ramalkan benar sekali.

Buku itu jadi best seller dan diterjemahkan ke beberapa bahasa. Nah, setelah buku pertama beres dan sukses, kerja sama-kerja sama berikutnya jadi lebih mudah. Sebab, sudah ada trust dari dia dan para penerbit internasional.

Ketika saya datang bersama Michael Hermawan yang lulusan Kellogg di perayaan HUT ke-75 pada 2006 di kampus marketing nomor satu di dunia itu, saya diminta mewakili para co-author-nya yang dari Asia. Mungkin karena saya yang paling sering jadi co-author dia. Ketika itu, ada presentasi lain dari Eropa, India, dan tentu saja Amerika sendiri.

Saya tidak pernah mimpi sebelumnya. Sebagai arek Suroboyo yang bukan doktor dan profesor, saya bisa bicara di depan semua crème de la crème-nya marketing ketika itu.

Nah, inti pelajarannya?

Sekali lagi, you don’t need to be better and the best. You just need to be different. Kalau tidak berhasil secara langsung, bangunlah brand Anda secara bertahap. Dalam kasus saya, kredibilitas pertama saya dapat dari Al Ries, terus ke Warren Keegan, dan akhirnya Philip Kotler. Membangun strong brand memang sering harus bertahap.

Lantas?

Yang terpenting, pertimbangkan untuk ber-co-branding dengan merek yang lebih kuat. Saya cuma orang lokal. Tapi, kenapa kok Philip Kotler mau? Ya karena saya different itu. Kalau saya cuma ngikuti dia, pasti akan lebih jelek. Dan dia tidak perlu co-branding dengan saya. Selain itu, sebagai orang Indonesia, ternyata saya punya ”advantage” karena dianggap paling ngerti krisis Asia. Maklum, krisis kita paling parah waktu itu.

So, masalahnya bagaimana kita bisa membalik kelemahan menjadi kekuatan. Selain itu, duet kami berdua memang selalu melengkapi. Dia profesor dari Barat, saya konsultan dan praktisi dari Timur. Nice, kan?

Itulah kira-kira syarat supaya brand yang lebih kuat mau diajak co-branding dengan brand yang lebih kecil.

Salah satu pembicara dalam sesi Branding di The MarkPlus Conference, 10 Juli, adalah Hengky Djojosantoso dari Axa Mandiri yang sedang naik daun. Axa adalah pemain internasional gede di bidang asuransi. Ia ber-co-branding dengan Bank Mandiri yang merupakan bank terbesar di Indonesia. Axa butuh channel dan market expertise di sini. Sedangkan Mandiri butuh produk asuransi dan sistem pemasaran yang solid.

Kalau Anda hadir dan mendengarkan langsung sharing beliau, pasti Anda akan belajar sesuatu yang sangat berharga. Bukankah Wali Kota (Bambang D.H.) dan Wawali (Arif Afandi) juga melakukan co-branding pada pilkada lalu? Dan sekarang keduanya merupakan pemasar-pemasar hebat untuk brand Surabaya.

Bagaimana pendapat Anda? (*)





Iron Man Tembus Rp 2,8 Triliun

20 06 2008

LOS ANGE

Iron Man

LESIron Man bakal menjadi film layar lebar pertama tahun ini yang berhasil mencapai angka penjualan tiket USD 300 juta (sekitar Rp 2,8 triliun) di box office Amerika Serikat (AS). Seperti dilansir Reuters kemarin (19/6), film adaptasi buku komik produksi Marvel tersebut berhasil mendulang USD 299,3 juta (sekitar Rp 2,7 triliun) di AS dan Kanada. Dengan pendapatan harian tidak kurang dari USD 680 ribu (sekitar Rp 6,3 miliar), tidak dimungkiri Iron Man bisa mencapai USD 300 juta sebelum pekan ini berakhir.

Tahun lalu adaptasi komik Marvel juga mendulang kesuksesan yang sama lewat Spider-Man 3. Film mengenai manusia laba-laba tersebut berhasil mendapat USD 336,5 juta (sekitar Rp 3,1 triliun).

Namun, Spider-Man cukup cepat mencapai USD 300 juta, hanya 23 hari. Sementara itu, sang manusia besi butuh 51 hari untuk mencapai angka tersebut. Kesuksesan Iron Man tidak diprediksi sebelumnya. Sebab, begitu dirilis, pendapatan dari film yang dibintangi Robert Downey Jr. dan Gwyneth Paltrow itu tidak terlalu cemerlang.

“Keberhasilan ini merupakan bukti terus berkembangnya pasar film internasional. Kami punya film fantastis yang mendistribusikan secara global,” ujar Andrew Cripps, presiden Paramount Pictures International (PPI), perusahaan pendistribusi Iron Man.

Selain Iron Man, film yang mendulang untung besar hingga pertengahan 2008 adalah Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull. Film petualangan profesor arkeolog itu mengumpulkan USD 279,5 juta (sekitar Rp 2,6 triliun) sampai kemarin. (tia)